BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Holding BUMN Farmasi, Bio Farmasi tak mau moment pandemi Covid-19 melintas begitu saja terutama dalam membangun ketahanan kesehatan nasional.
Untuk itu, sejumlah langkah disiapkan terutama dalam menghadapi tantangan yang tak mudah termasuk potensi kehilangan produk backbone, vaksin folio yang menguasai pangsa global hingga 70 persen.
"Pada 2027, polio punah, sehingga harus disiapkan produk unggul sejak dini, karenanya kita perlu riset dan pengembangan yang kuat, dan kolaborasi terutama untuk mengejar ketinggalan," kata Dirut, Honesti Basyir di Bio Farma Media Gathering "The Dancing Giant" Ciater, Kabupaten Subang, Jumat (20/1/2023) malam.
Salah satu langkah yang siap diwujudkan adalah pembangunan pabrik baru di kawasan Karawang seluas 3,2 hektare. Rencananya, pabrik tersebut ditopang bio teknologi berstandar paling tinggi sehingga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga: Kantongi Sertifikat Laik Operasi, Jalan Tol Semarang – Demak Seksi 2 Siap Beroperasi
"Kita ingin standar yang luar biasa, karena kita jauh ketinggalan. Kita juga tak mau salah desain, sekali pun untuk bangun pabriknya saja itu butuh 2 tahun di luar standar seperti Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Ini syarat Bio Farma disegani," jelasnya.
Untuk kolaborasi, paling tergres adalah kerjasama dengan dengan MSD (Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) dalam rangka transfer teknologi memproduksi secara lokal vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV) MSD.
Langkah tersebut, di antaranya bakal memastikan pembuatan vaksin HPV (kanker serviks lokal) di Indonesia. "Kerjasama ini cara paling cepat, vaksin tersebut akan segera diproduksi, mereka adalah pemain farmasi terbesar, dan baru kali pertama AS mau transfer teknologi," kata Honesti.
Baca Juga: Menteri Basuki Resmikan Sejumlah Infrastruktur Kerakyatan di Magelang
Untuk fokus pengembangan holding, pihaknya pun siap mengalihkan sisi operasional ke cangkangnya. Pasalnya, sebagai holding, hal yang berkaitan dengan produksi yang masih diurusi itu tak menguntungkan. Wadahnya adalah PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) yang secara kinerja intinya cenderung tak berkembang. Saat ini, mereka tengah berproses mempersiapkan peralihannya.
Selain itu, Bio Farma tengah mengintegrasikan layanan dari mulai hulu hingga hilirnya. Hal ini mengingat anggota holding mencakup Kimia Farma dan Indofarma sehingga layanan mulai apotik hingga produk pabri bisa diintegrasilkan terutama secara digital dalam melakukan pelayanan. Semuanya berujung pada pembentukan ekosistem healthcare yang terintegrssi.
Bulan Madu Berakhir
Dalam kaitan itu, Direktur Transformasi Digital Bio Farma, Soleh Udin Al Ayubi pun menambahkan bahwa pihaknya memang tengah menyiapkan sejumlah produk digital holding.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ikuti Jalan Sehat Menuju 1 Abad NU
Artikel Terkait
Vaksin Covid-19 IndoVac Sudah Aman dan Halal, Bio Farma Siap Ekspor
Setelah Berhasil Produksi IndoVac, Presiden Minta Menteri Kesehatan dan Menteri BUMN dorong Bio Farma Terus Be
Bio Farma Kembali Meraih Penghargaan Primaniyarta di Ajang Trade Expo Indonesia ke-37
Hari Kesehatan Nasional 2022 : Bio Farma Apresiasi Kunjungan 250 Tenaga Kesehatan Teladan
Bio Farma Kembangkan Medbiz, Belanja Produk Farmasi Langsung dari Berbagai Distributor Resmi
FastBio RBD dan VaccarBio Produk Terbaru Bio Farma di Penghujung Tahun 2022
Ditunjang Transfer Teknologi, Bio Farma Bakal Bikin Vaksin Kanker Servik Lokal
Kali Ketujuh, Bio Farma Raih Proper Emas Untuk Konsistensi dalam Pengelolaan Lingkungan
Tahun 2023, Ajang Pembuktian Bio Farma sebagai Dancing Giant Industri Life Science
Meriahkan Harlah BPOM, Bio Farma Gelar Produk Digital Termasuk Saat Penanganan Covid-19