JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dinilai penting untuk lebih dikenal masyarakat. Apalagi, Airlangga diterima dengan baik oleh publik.
"Airlangga potensial menaikkan elektabilitasnya, jika lebih dikenal lebih banyak oleh publik," kata peneliti SMRC Saidiman Ahmad di Jakarta, Jumat (27/1).
Menurutnya, tingkat penerimaan publik pada Airlangga cukup baik. Yakni 70 persen dari yang kenal, suka padanya.
"Berdasarkan survei SMRC, sampai Desember 2022, keterkenalan Airlangga masih sekitar 39 persen secara nasional. Padahal, masih banyak potensi yang bisa dilakukan Airlangga bersama mesin partai," ujarnya.
Sebagai ketum partai terbesar kedua, Airlangga dikenal masyarakat menengah-bawah. Karena sebenarnya Golkar justru lebih banyak menarik pendukung dari menengah ke bawah.
:Partai ini secara tradisional lebih kuat di luar Jawa dan pedesaan," tandasnya.
Tinggi
Selain disukai, berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Penelitian masyarakat Milenial (LPMM), jika pemilu dilakukan hari ini, maka kans Airlangga untuk menang sangat tinggi. Hasil survei pilihan publik yang terwakili oleh 2.078 responden terkait capres harapan rakyat.
"Jika pilpres digelar hari ini, maka nama Airlangga dipilih sebanyak 25,8 persen kata Koordinator LPMM Andrey Santoso. Alasan Airlangga berada di puncak adalah dia dinilai punya peluang besar dipilih masyarakat," tegasnya.
Yakni atas kinerjanya yang telah bekerja untuk masyarakat, terutama di bidang ekonomi selama pandemi Covid-19. Sedangkan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai, hasil survei tersebut wajar.
"Yakni ketika yang dipakai dalam survei itu hanya membingkai isu ekonomi. Apalagi karena sekarang Airlanga adalah Menko Perekonomian, tentu saja dia dianggap orang yang 'paling paham', menguasai isu ekonomi," jelasnya.
Meakipun, tang lain juga bisa jadi ada. Tapi dari hasil survei LPPM, Airlangga adalah sosok yang dianggap mampu jadi pemimpin di 2024.
"Hal itu karena pengalaman di bidang ekonomi dan sejalan dengan pengalamannya. Kendati demikian, isu yang dihadapi dalam Pilpres 2024 tidak hanya berkutat soal ekonomi," ungkapnya.
Ada pula isu lain yang saling berkaitan. Antara lain seperti reformasi birokrasi, pertahanan dan keamanan, kemiskinan, pengangguran, hubungan internasional dan lain-lain.
"capres kan isunya banyak. Multi dimensi permasalahannya, bukan cuma ekonomi saja," tukasnya.