Adopsi Sistem Produksi Vaksin, Komoditas Pisang di Sumedang Siap Jadi Unggulan Bernilai Ekonomis

- Senin, 30 Januari 2023 | 23:05 WIB

jakarta.suaramerdeka.com - Program budidaya pisang menjadi salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diandalkan Bio Farma kepada masyarakat di Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede.

Kehadiran TJSL Bio Farma di desa tersebut sebagai salah satu bentuk komitmen untuk berkonstribusi terhadap pengembangan ekonomi dan sosial lingkungan sekitarnya.

Komitmen tersebut diwujudkan dengan meningkatkan kearifan lokal melalui pemanfaatan potensi komoditi pisang lokal yang berkembang di Jatigede.

Menurut Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Bio Farma, Honesti Basyir, pembudidayaan pisang tersebut mengadopsi sistem produksi vaksin yang ada di Bio Farma.

Baca Juga: Seabad Observatorium Bosscha, Terus Berkontribusi, Pengembangan pun Tetap Dilakukan

“Program budidaya pisang yang kami terapkan hampir sama dengan program Re-Grass yang
diterapkan kepada Peternak Milenial binaan Bio Farma, yaitu mengadopsi sistem produksi
vaksin, di mana ada master seed dan working seed," tandasnya dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

Master seed sendiri merupakan pengumpulan bibit terbaik sehingga menjadi media pembenihan bibit unggul, yang kemudian diperbanyak di area working seed. "Di area working seed itu yang kemudian akan dikembangakan menjadi tanaman budidaya pisang bagi masyarakat,” tutur Honesti.

Kepala Divisi TJSL, Tjut Vina menambahkan bahwa pihaknya melihat adanya potensi pertanian yaitu pemanfaatan pisang lokal yang tumbuh dan berkembang baik di Jatigede, tapi belum dikembangkan secara maksimal.

Baca Juga: Ekonomi Bisa Tumbuh 5,3 Persen Jika Konsumsi Domestik Terjaga

“Karenanya, program tersebut difokuskan kepada cara pertanian terpadu melalui sistem multiple cropping sehingga komoditas pertanian di wilayah Jatigede meningkat secara produktivitas dan kualitas," katanya.

Dijelaskan, potensi hasil pisang yang dikelola oleh masyarakat Jatigede kendati belum menerapkan teknologi budidaya yang standar atau sesuai GAP (Good Agriculture Practice) selama ini sebenarnya tetap memberikan hasil panen dengan kondisi kualitas yang sangat bervariasi.

Baca Juga: Mengasyiki Puncak Segoro, Ngeri-ngeri Sedap Bro

Namun beragamnya hasil panen itu lebih karena masyarakat belum sepenuhnya sadar akan penerapan teknologi standar tersebut. Karena Bio Farma berkomitmen dalam rangka pengembangan komoditi lokal tersebut.

Di antaranya dengan menghadirkan 5 kultivar pisang unggul yang dapat dijadikan sumber
bibit unggul yaitu kultivar pisang raja bulu, pisang dongdot, pisang roid, pisang kapas, dan
pisang kapok dengan mengoptimalkan kelompok tani Desa Mekarasih Kecamatan
Jatigede.

"Diharapkan para masyarakat yang menggarapnya memiliki kemandirian dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada di wilayahnya. Budidaya pisang yang merupakan tanaman plan by design dikembangkan agar memiliki nilai ekonomi," jelasnya.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penyelesaian Kasus Perundungan Jangan Sesaat

Senin, 20 Maret 2023 | 17:03 WIB
X