JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dinilai hanya sebatas menjalin silaturahmi Apalagi, kedua partai tersebut berada dalam poros koalisi yang berbeda.
"Pertemuan tersebut hanya sebatas untuk menjalin silaturahmi. Say hello dan hanya untuk mencairkan kebekuan komunikasi politik agar tidak kaku dan stagnan," kata pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam, Rabu (1/2).
Dimana Golkar berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sedangkan NasDem berada di Koalisi Perubahan. Menurutnya, peluang kerja sama antar keduanya terbuka lebar pada sisi penguatan politik kebangsaan.
"Golkar dan NasDem sama-sama mempunyai kekuatan politik besar di kancah perpolitikan Indonesia. Peluang itu bisa saja terjadi, minimal untuk menguatkan politik kebangsaan sebagai parpol nasionalis," ujarnya.
Sebagai kekuatan politik nasional, kata dia, silaturahmi itu penting. Hal tersebut agar bisa menyamakan visi-visi besar kebangsaannya.
"Selain itu, kedua parpol juga mempunyai latar yang sama. Yakni berada dalam pemerintahan. Hal itu akan membuat komunikasi keduanya akan lebih mudah," tandasnya.
Koalisi
Dimana pengalaman kedua parpol di pemerintahan, membuat keduanya akan lebih mudah membangun komunikasi lanjutan. Kendati demikian, kedua parpol itu juga dinilai akan sulit bekerja sama dalam bentuk koalisi.
"Salah satu penyebabnya adalah Golkar dan NasDem berada dalam poros koalisi yang berbeda. Peluang untuk membangun koalisi diantara keduanya akan sulit dan jalannya sepertinya terjal," tegasnya.
Surokim mengungkapkan Golkar masih akan mengamati perkembangan dinamika politik. Sekaligus sembari menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Golkar tentu masih akan melihat situasi dan kondisi. Dan rasanya masih akan menunggu komando Pak Jokowi melihat kecenderungan PDIP, untuk mengarahkan dukungan ke KIB," jelasnya.
Sepertinya, kata dia, KIB akan berbeda dukungan capres dengan NasDem. Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, pertemuan antara Airlangga dan Paloh, untuk menjaga kemungkinan di masa depan.
“Saya melihat pertemuan Paloh dan Airlangga bagian daripada silaturahmi, komunikasi politik. Yakni untuk melihat segala kemungkinan yang terjadi ke depan, dalam konteks menghadapi Pemilu 2024," ucapnya.
Sering
Hal itu karena saat ini sudah dekat pertarungan, kontestasi politik di pilpres. Sehingga, ritme komunikasi dan pertemuan akan makin sering
"Dalam dunia politik selalu ada kejutan, yang bahkan tidak akan disangka oleh ketua umum masing-masing partai. Contoh, kalau dengan format koalisi, ada 3-4 pasangan, itu bisa pilpres dua putaran," ungkapnya.