HPSN 2023 Jadi Babak Baru Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste dan Zero Emission

- Rabu, 1 Februari 2023 | 22:49 WIB
Logo Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023. ist
Logo Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023. ist

 

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN 2023 mengambil tema "Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat". Adapun rangkaian penyelenggaraannya akan dilakukan dengan kegiatan yang berfokus pada pengelolaan sampah untuk memberikan kontribusi nyata dalam upaya mencapai target zero emisi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, target tersebut dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Peduli Sampah Nasional selama Februari, melalui ragam kegiatan peduli sampah tingkat nasional dan daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah/pemerintah daerah, dunia usaha dan elemen masyarakat. Meliputi, penyelenggaraan peringatan HPSN 2023 di seluruh wilayah di Indonesia, serta peningkatan pengelolaan seluruh TPA di Indonesia untuk mengimplementasikan metode pengelolaan controlled/sanitary landfill dengan pemanfaatan gas metan.

Penguatan kegiatan pemilahan di sumber dan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku daur ulang ditingkatkan secara optimal. Selain itu mendorong upaya pengelolaan sampah sebagai mitigasi penurunan emisi Gas Rumah Kaca melalui PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik), RDF (Refuse Derived Fuel), SRF (Solid Recovered Fuel), biodigester, dan pengolahan sampah dengan teknologi Black Soldier Fly (maggot).

"Yang tak kalah penting adalah membangun partisipasi masyarakat melalui pilah dan olah sampah dari rumah sebagai upaya mengurangi timbulan sampah ke TPA. Juga membangun partisipasi publik untuk pengurangan sampah dan peran industri menjadikan sampah sebagai bahan baku industri daur ulang,” papar Rosa Vivien.

Membangun rantai nilai pengelolaan sampah dan peran pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan zero emisi juga menjadi hal penting. Karenanya, kampanye untuk mengajak seluruh stakeholder melakukan aksi yang mendukung target pengelolaan sampah guna mendukung pencapaian zero emisi harus terus dilakukan.

Dalam rangka pelaksanaan rencana aksi untuk mencapai target nasional penurunan emisi gas rumah kaca, maka peran dan posisi HPSN 2023 menjadi sangat strategis untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan. Yakni, waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular (circular economy) dan sampah menjadi sumber energi.

"Jadi, HPSN 2023 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission," tandasnya.

Cegah Dampak Perubahan Iklim

Saat memperkenalkan logo peringatan HPSN 2023, Rosa menjelaskan konsekuensi fenomena perubahan iklim menjadi pemantik utama konsolidasi konsep dan strategi dalam membangun daya dari seluruh pihak, yaitu pemerintah, pelaku usaha, institusi non pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Semua pihak wajib berkontribusi terhadap implementasi solusi nyata dalam pengelolaan sampah.

Keseriusan Pemerintah Indonesia untuk mencegah dampak perubahan iklim diawali dengan meratifikasi Paris Agreement to the United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 2016. Indonesia telah berkomitmen dengan peningkatan target penurunan emisi dari 29% di First NDC dan Updated NDC menjadi 31,89% dengan upaya sendiri (CM1) dan dari 41% di First NDC menjadi 43,20%.

Penyampaian dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution di tahun 2022 semakin menegaskan posisi Indonesia di ranah internasional.

"Pada sektor pengelolaan sampah, KLHK telah menerapkan skema pengelolaan sampah dengan pengembangan elaborasi prinsip dasar 3R (reduce, reuse, recycle) yaitu mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi," ujarnya.

Rosa Vivien juga memaparkan, kegiatan rantai pengelolaan sampah yang menjadi target utama dalam perwujudan implementasi perencanaan operasional hingga tahun 2060, yaitu, pertama, peningkatan pengelolaan seluruh TPA di Indonesia untuk mengimplementasikan metode pengelolaan controlled/sanitary landfill dengan pemanfaatan gas metan pada tahun 2025.

Kedua, tidak ada lagi pembangunan TPA baru mulai tahun 2030 dengan penggunaan TPA eksisting akan dilanjutkan hingga masa operasionalnya berakhir serta landfill mining sudah mulai dilakukan. Kemudian, tidak ada pembakaran liar mulai tahun 2031.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Begini Cara Menaikkan Citra di Sosial Media.

Kamis, 23 Maret 2023 | 11:47 WIB

BPOM Pastikan Obat Sirup Sudah Aman

Rabu, 22 Maret 2023 | 17:59 WIB
X