Ada Peningkatan Aktivitas Bromo, Hindari Kawah, Waspadai Letusan Freatik

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 16:27 WIB

jakarta.suaramerdeka.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadinya peningkatan aktivitas kawah Gunung Bromo (2.329 mdpl) di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

Untuk itu, mereka mengeluarkan rekomendasi kepada warga dan masyarakat umum untuk tak mendekati kawah. Status aktivitas vulkanik Bromo sendiri tak berubah masih Waspada atau berada di Level II.

Salah satunya, warga perlu hati-hati terhadap kemunculan letusan freatik yang tak bisa diprediksi dan bersifat dadakan dari kawah gunung yang jadi destinasi alam andalan itu.

"Masyarakat di sekitar Gunung Bromo, seperti pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba - tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan dalam keterangannya, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga: Ternyata Daun Suji Memiliki Khasiat Untuk Kesehatan

Dalam kaitan itu, masyarakat di sekitar Bromo diminta tidak memasuki areal kawah dalam radius 1 Km dari kawah aktif. Masyarakat diharapkan patuh dengan arahan tersebut sebagai bagian dari mitigasi itu.

Peningkatan Bromo terjadi didasari teramatinya sinar api dari dalam kawah berdasarkan pengamatan visual pada 3 Februari 2023 Pukul 21.14 WIB. Kemudian, kondisi itu diikuti bau belerang yang tercium kuat dari bibir kawah dan terdengar pula suara gemuruh.

Asap kawah sendiri dalam 1 minggu terakhir teramati berwarna putih tipis hingga tebal dengan ketingian 50-900 meter dari puncak. Vegetasi pada dinding kaldera sebelah timur berwarna kuning dan mengering akibat terkena paparan asap kawah Bromo.

Baca Juga: Final Road to UFC : Jeka Saragih vs Anshul Jubli

Secara kegempaan, terekam adanya tremor menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm) yang disertai pula terekamnya gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal. "Hal ini menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Bromo yang disertai oleh aliran fluida ke permukaan," katanya.

Dijelaskan, potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu (pijar) yang dapat mencapai radius 1 Km dari pusat kawah, serta keluarnya gas-gas berbahaya bagi kehidupan.

Erupsi terakhir terjadi pada bulan Juli 2019 berupa erupsi freatik yang tanpa didahului oleh peningkatan kegempaan yang signifikan.
Karakter erupsi Bromo berupa erupsi eksplosif dan efusif dari kawah pusat. Erupsi tersebut mengeluarkan abu,pasir, lapilli, dan terkadang melontarkan lava pijar dan bom vulkanik.

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Begini Cara Menaikkan Citra di Sosial Media.

Kamis, 23 Maret 2023 | 11:47 WIB

BPOM Pastikan Obat Sirup Sudah Aman

Rabu, 22 Maret 2023 | 17:59 WIB
X