JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-
Wartawan senior Hendry Ch Bangun
mendeklarasikan untuk maju sebagai Calon Ketua Umum PWI Pusat (2023-2028) dalam Kongres PWI yang direncanakan berlangsung tahun ini.
Dengan pengalaman menjadi Sekretaris Jenderal PWI Pusat selama dua periode, (tahun 2008-2013, 2013-2018), menjadi anggota Dewan Pers dua periode, (2016-2019, 2019-2022), Hendry Ch Bangun merasa mampu menjalankan tugas.
"Bagi saya mengabdi pada PWI adalah kebanggaan, sejak menjadi anggota pada tahun 1987 dan menjadi pengurus di Seksi Wartawan Olahraga PWI Jaya pada tahun itu juga. Serta tidak lepas dari sejarah keterlibatan dalam dunia jurnalistik dan organisasi PWI di dalam keluarga" kata Hendry pada rabu (8/2).
Di Medan Menurut Hendry, ayahnya yakni Alm.Tridah Bangun, memulai kariernya sebagai wartawan Harian Waspada pada tahun 1953-1957 dan pernah menjadi Wakil Ketua I PWI Cabang Medan pada tahun 1963-1967, dalam suasana politik yang sedang bergolak.
Baca Juga: JTB Pertamina EP Cepu Resmi Salurkan Energi Untuk Jawa Timur & Jawa Pertamina
Menurut Hendry, PWI adalah organisasi wartawan tingkat nasional tertua dan terbesar hingga saat ini sejak didirikan di Solo pada 9 Februari 1946.
" Dan bagi saya memelihara, menjaga harkat dan martabat PWI adalah harga mati meskipun banyak organisasi yang lahir belakangan.
" PWI tidak boleh direndahkan, apalagi dipermalukan oleh organisasi kemarin sore, dalam kiprahnya di pentas dan khazanah jurnalisme dan jurnalistik Tanah Air tambah Hendry.
Tentu menurutnya hanya dapat terjadi kalau semua setiap saat, setiap waktu, mengawal positioning dan branding PWI. Jika mereka yang dipercaya mengurus PWI terus meningkatkan kompetensi, kualitas, dan pemahaman tentang profesionalisme wartawan.
"Serta memahami aspirasi masyarakat, kondisi sosial politik bangsa dan negara, tantangan dan ancaman globalisme terhadap Indonesia, agar bangsa ini tetap kuat dan berdiri kokoh.
Ketika PWI didirikan, keputusan terpenting dari kongres adalah mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang terancam karena nafsu besar Belanda yang ingin menjajah kembali Tanah Air tercinta dengan membonceng Sekutu.
PWI tidak bicara soal jurnalisme saja, karena pendiri PWI adalah penulis pejuang, orang yang terjun langsung di tengah pertempuran.
Artikel Terkait
Sinopsis Film 'Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang': Tentang Persoalan Keluarga Kandung Yang Indonesia Banget
Rayakan Hari Kasih Sayang, DAMRI Beri Promo 14% untuk Semua Rute Perjalanan
Lima Negara Sepakati Usulkan Kebaya Masuk Daftar ICH UNESCO