JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Menanamkan nilai moralitas kepada anak saat memakai gawai memegang peranan penting di era modern seperti sekarang. Dengan demikian nilai moral dan budaya tidak hilang, meski tergerus kemajuan teknologi.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dr. Abdul Kharis Almasyhari dalam seminar online bertema: “Dukungan Teknologi Informasi dalam Adaptasi Kebiasaan Baru di Dunia Pendidikan”, di Jakarta, Selasa (8/2/2023).
Baca Juga: Menimbang Gibran di Pilgub Jateng.
Seminar daring diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Selain menghadirkan Dr. Abdul Kharis Almasyhari, juga menyertakan Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, serta Dr. Budi Harjo, M.Pd, Dosen Sekolah Tinggi Islam Al Mukmin (STIM).
Menurut Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital.
Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.
Karenanya. Kominfo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital bangsa Indonesia, membutuhkan peran serta masyarakat.
"Dalam mencapai visi dan misi itu, kementrian Kominfo berperan sebagai regulator, fasilitator, eksalator di bidang digital diindonesia. Dalam rangka menjalankan salah satu mandat tersebut terkait pengembangan SDM digital, menggalakkan gerakan nasional Literasi Digital," katanya.
Baca Juga: Keniscayaan untuk Gus Yaqut.
Dr. Budi Harjo, M.Pd menambahkan, teknologi diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan.
Karena, kiwari terdapat banyak platform dan ragam teknologi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sesuain dengan kebutuhan belajar seperti Portal Rumah Belajar, Televisi Edukasi, dan Radio Suara Edukasi.
Baca Juga: Satria Piningit, Di Mana Kau Berada.
"Di dalam platform-platform ini tersedia bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas dan fitur-fitur. Yang memungkinkan siswa dapat belajar dimana, kapan, dan dengan siapa saja," katanya sembari menambahkan, intervensi teknologi pembelajaran yang dipilih dan dirancang harus sesuain dengan kondisi dan kebutuhan siswa di sekolah atau wilayah masing-masing.
Artikel Terkait
Politik adalah Komedi Baru
Adab dan Etika Politisi
Kekalahan itu Guru.