JAKARTA- Arsitek YB Mangunwijaya yang dikenal sebagai Romo Mangun adalah rohaniwan sekaligus budayawan yang terlibat merevitalisasi Kali Code di kota Yogyakarta menjadi tujuan wisata.
Pemikiran pada lingkungan dan arsitekturnya ini membuahkan penghargaan ‘The Aga Khan Award for Architecture’ dari lembaga arsitektur dunia.
Karya arsitekturnya yang lain berupa fasilitas retreat ‘Sendangsono’ di perbatasan Magelang juga mendapatkan penghargaan ‘IAI Award’ dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Karya arsitektur tokoh legendaris ini sempat menarik perhatian masyarakat dan dunia arsitek, sehingga membangkitkan semangat Majalah Asrinesia bersama Kenari Djaja mengangkatnya dalam kegiatan seminar untuk mengenang kembali keistimewaan karyanya.
Seminar ini sejalan dengan pengurus Ikatan Arsitek (IAI) Jawa Tengah yang berniat membuat serial acara tentang pemikiran dan karya YB Mangunwijaya, karena masih relevan dengan situasi pembangunan saat ini dan mendatang.
Seminar Pemikiran dan Karya Arsitektur Romo Mangunwijaya diselenggarakan pada 16 Februari 2023, dengan menampilkan dua arsitek senior yang memiliki kedekatan dengan sang Maestro arsitektur yaitu Prof. Josef Prijotomo pakar arsitektur Nusantara dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Arsitek Eko Prawoto IAI Pakar Arsitektur Venakuler dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
Baca Juga: Ultra Petitum “No”, Vonis Mati Ferdy Sambo “Yes”, Vonis 1 Tahun 6 Bulan Eliezer “Yes”
Mereka ditemani arsitek Erwinthon Parulian Napitupulu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang banyak mendokumentasikan karya arsitektur Romo Mangun.

Acara dipandu oleh moderator Widya Wijayanti, IAI dari Universitas Diponegoro Semarang, membuat Eko Prawoto mengajak untuk membaca kembali Arsitektur YB Mangunwijaya sebagai pencarian panjang dalam upaya memanusiakan manusia.
Sedangkan Erwinthon yang sempat meneliti karya arsitektur Romo Mangun, mengingatkan kita untuk menjaga, merawat dan melestarikan karya yang sangat bernilai bagi proses arsitektur di Indonesia.
Baca Juga: KLB PSSI: Erick Thohir Dapat 64 Suara, La Nyalla 22 Suara
Meski seorang Josef Prijotomo sebagai sahabatnya mempunyai pandangan lain dalam mendukung pemikiran Sang Maestro.
Artikel Terkait
Kenari Djaja Award 2021 Digelar untuk Dukung Karya Anak Bangsa
Kenari Djaja, Asrinesia dan IARKI Kupas Monumen Garuda Wisnu Kencana di Bali
Cetak Rekor Webinar Arsitektur dengan Peserta Terbanyak, Kenari Djaja Raih Penghargaan MURI ke-7
ARCH:ID 2022, Peran Arsitek Sangat Diperlukan Dalam Pembangunan Infrastruktur
Dalam Kembangkan Properti, Arsitek Indonesia Banyak Hasilkan Masterpiece yang Bisa Dibanggakan
Bangga Dipercaya Revitalisasi Gedung AA Maramis, Jakkon Kerahkan Tim Arsitek Terbaik