BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, Jabar menyeriusi potensi gastronomi yang dimilikinya sehingga benar-benar bisa diandalkan bahkan jadi daya ungkit dan dikenal secara global.
Jabar ingin potensi gastronominya bisa selevel Thailand dan Vietnam yang bahkan menjadi duta politik dan ekonomi seperti dalam aktivitas pariwisatanya.
"Ini bisa jadi daya ungkit, terlebih dunia dihadapkan pada ketidakpastian seperti krisis pangan hingga energi," kata Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar, Ipong Witono di sela-sela kegiatan Kompetisi Masak Terbesar & Festival Gastronomi Jabar di Bandung, Sabtu (18/2/2023).
Menurut dia, Jabar mempunyai potensi yang cukup kuat. Di antaranya dalam penggunaan bahan baku lokal dalam produknya. Hal ini sekaligus bisa memberdayakan industri rumah tangga berbasis pangan plus resep-resep yang diwariskan secara budaya.
Baca Juga: Exotel Eksplorasi Pesan Pendek Paling Populer dalam Hadirkan Kepuasan Pelanggan
Pakar gastronomi, Erick Wiradiputra menyatakan bahwa optimalisasi potensi gastronomi di Jabar bukan sesuatu hal yang muluk. Pihaknya justru optimis hal ini bisa direalisasikan.
"Selain hulu, kita harus kuatkan di hilirnya. Karena ini yang akan menciptakan konsumennya, jadi offtakernya sehingga sebagian masyarakat memang perlu didorong untuk mempunya kemandirian kreativitas. Tepung aci itu misalnya ada banyak ragam variannya dari cilok, cireng, cilor, sehingga perlu diperkuat pendekatannya dengan revitalisasi hingga modifikasi makanan," jelasnya.
Dalam kaitan itu, aktivis gastronomi, Chef Uceu Sawitri menyatakan bahwa kompetisi motherchef yang digelar itu bertujan untuk menjadikan pelaku kuliner lebih kreatif dalam mengolah bahan pangan.
Baca Juga: Dukung Pembangunan Berkelanjutan, PELNI Hadirkan Rumah Kelola Sampah di Denpasar Bali
Dia menilai bahwa kuliner-kuliner lokal perlu mendapat nilai-nilai kebaruan guna memancing minat sekaligus dalam merespon zaman yang sudah banyak berubah.
Karena itu, dalam lomba tersebut, pihaknya menyajikan tantangan dari mulai menu utama hingga kudapan seperti kategori Nasi Sunda, snack, hingga kudapan pagi (bebetian) berupa makanan rebus seperti ubi, kacang, talas, hingga singkong.
"Seperti umbi cilembu, jangan hanya dipanggang. Karena bisa saja ada kebosanan. Bisa dijadikan dadar, jadi isiannya. Beubeutian juga, bagaimana supaya tak bosan kendati hanya ini sajiannya dikukus," katanya.
Artikel Terkait
Cooking Battle Dengan Legenda Kuliner Indonesia, Ajak Foodies Untuk Eksplorasi Masakan Indonesia
Wahyoo Kitchen Partners Bentuk Jaringan Cloud Kitchen Gandeng UKM Kuliner
EdenFarm Rangkul Pelanggan dan Pegiat Kuliner dalam Sahabat Eden Community
Bango Kenalkan Rasa Khas Indonesia Lewat Kuliner Legendaris ala FJB
Meluruskan Niat Menjadi Kunci Sukses Usaha Kuliner, Ini Pengalaman dari Pemilik Kopi Klotok
Meluruskan Niat Menjadi Kunci Sukses Usaha Kuliner, Ini Pengalaman dari Pemilik Kopi Klotok
Sahabat Eden Community Gathering Ajak Pebisnis Kuliner Melek Angka
Potensi Sumber Daya Kuliner Jabar Masih Terbuka Dikembangkan
Ditunjang Banyak Alat, Uu Berharap Kuliner Makin Beragam
Industri Kuliner sangat Potensial dan terus Alami Pertumbuhan Paling Cepat Pascapandemi