Pernyataan Yayasan Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Terkait Gugatan Terhadap Dimaz Muharri.(2)

- Selasa, 2 November 2021 | 23:17 WIB

 

 

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-Mengapa pada akhirnya kami memutuskan untuk tidak lagi menggugat dengan gugatan baru, karena buat kami kasus ini bukan perkara masalah uang, yang sudah berkali – kali saya sendiri sampaikan di mediasi, tapi lebih kepada etika dan moral. Permasalahan ini awalnya terjadi  karena Dimaz melanggar kesepakatan yang ada tulis dan ditandatangi bersama. Buat saya pribadi semua itu bisa dibicarakan dan diselesaikan secara kekeluargaan, namun awal masalah ini terjadi karena Dimaz tidak menunjukan itikad baik untuk membicarakan penyelesaian atas kesepakatan tersebut secara langsung dengan kami. Sikap yang kami terima adalah Dimaz selalu menghindar untuk membicarakan hal tersebut, sehingga kami memutuskan untuk meminta tolong ke para Kuasa Hukum kami ini untuk memanggil Dimaz untuk membicarakan penyelesaian kesepakatan tersebut.

 

 

Baca Juga: Kominfo dan IPPNU Ajak Santri Ikut Bantu Tangkal Hoax dan Sebarkan Kebaikan

 

Namun sikap Dimaz berlanjut untuk selalu menghindar sehingga akhirnya kami putuskan untuk masuk ke jalur Pengadilan dengan harapan bukan untuk menghukum Dimaz, namun kami sudah berniat sejak awal untuk menghapus semua kewajiban Dimaz saat dia beritikad baik dan membicarakan hal tersebut kepada para pemimpin Yayasan CLS,”lanjutnya  Christoper.

 

Baca Juga: Menpora Amali: Peparnas dan PON Setara

“Betul Dimaz sudah membayar kepada kami sejumlah uang saat dia memutuskan berhenti, tapi yang dia bayarkan adalah Hutang pribadinya yang pernah kami berikan sebagai bentuk special treatment kami kepada dia, yang tidak pernah kami berikan jumlah sebesar itu kepada Atlit lain. Yang kami pertanyakan adalah kesepakatan Dimaz saat dia memutuskan kontrak secara sepihak, dia mengakui bahwa dengan adanya kondisi tersebut, CLS sangat dirugikan secara materi, karena kehilangan salah satu Asset terbaiknya.”

 

“Sebenarnya ini bukan masalah siapa diantara kami atau Dimaz yang akan menang dan kalah. Tapi bagi publik ataupun pihak-pihak yang tidak mengetahui duduk permasalahan ini dari A sampai Z, saya hanya bisa tersenyum saja. Saya ingin tekankan CLS punya integritas, sejak tahun 1947 klub ini dibangun oleh Yayasan yang mengajarkan kepada kami semua nilai-nilai luhur, diantaranya moral dan etika. Yayasan CLS sudah banyak melahirkan para pebasket Nasional baik Putra maupun Putri, bahkan  salah satunya Dimaz Muharri. Sekali lagi saya tidak mau melanjutkan gugatan baru kepada Dimaz karena yang kami cari bukanlah kalah atas menang, namun karena saya sadar bahwa sebagai pembina saya sudah gagal dengan adanya mantan Atlit kami yang tidak mengerti etika.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X