Kompetisi bisa diputar mulai tahun depan selama tiga bulan. Menurut Danny, pemain yang boleh bertanding maksimal 23 tahun. "Nanti dananya bisa dicarikan bantuan kerjasama dengan Bank Mandiri," ungkap dia.
Program memutar kompetisi juga dinilai lebih baik dibanding menggelar Kejurnas. Dia mencontohkan jika Kejurnas digelar di Jakarta, lalu yang dari Papua, anggarannya bisa mencapai Rp 40 juta per game.
"Tapi kalau setiap kota putar kompetisi sendiri, biayanya tidak besar, sekitar Rp 25 juta. Jadi sekarang pengprov, pengkot/pengcab harus bergerak," katanya.
Baca Juga: Ini 3 Merk Vaksin Covid-19 untuk Booster, Apa Saja?
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan negara memiliki komitmen dalam pengembangan bola basket nasional. Selain itu, negara hadir tidak hanya dalam hal mendukung pendanaan, tapi juga fasilitas serta membawa event besar FIBA ke Indonesia.
Ekosistem basket di negara ini, kata Erick Thohir, juga dinilai luar biasa. "Mungkin tak banyak yang memiliki jenjang kompetisi seperti basket, di tingkat sama ada DBL, mahasiswa ada LIMA, ada liga pro juga yang sudah bertahun-tahun," katanya.
Pada HUT ke-70 PP Perbasi, Erick ingin mengetuk pimpinan Perbasi pusat dan di daerah. Menurut dia, kini saatnya kembali introspeksi apa yang kurang dan apa yang sudah baik.
"Saya sangat berharap perlu ada terobosan. Karena tak mungkin membangun fasilitas megah, pendanaan maksimal, kompetisi berjenjang, tapi kita sendiri belum kompak dan belum kasih prestasi," tutur Menteri BUMN.***
Baca Juga: Laga Hidup Mati Timnas Indonesia di Dua Pertandingan Terakhir
Artikel Terkait
PP Perbasi Perkuat Timnas Basket Indonesia
Menatap SEA Games 2021, Timnas Basket Putri Punya Modal Bagus
Turnamen Basket "Women Pickup Games" Dimeriahkan Pemain Berlabel Timnas
PP Perbasi Protes Keras, Lagu Indonesia Raya Dipotong Sebelum Laga Lawan Lebanon
Tanpa Lester Prosper, Timnas Basket Indonesia Kurang Greget Saat Lawan Lebanon
PP Perbasi Butuh Wasit Terbaik untuk Pertandingan Level Nasional