“Dengan lokasi yang terpencar ini, kami mencoba bekerja efektif dan memanfaatkan KBRI di Vietnam. Termasuk WNI yang berada di sana untuk membantu, sehingga Kontingen Indonesia dan Headquarter bisa ramping dan efisien, seperti skema yang kami tetapkan,” ujar Ferry.
Terkait protokol kesehatan, kata Ferry, panitia penyelenggara SEA Games Vietnam (VIESGOC) menetapkan penyelenggaraan dengan sistem semi-gelembung yang dihadiri penonton. Atlet akan dites setiap hari sebelum bertanding.
“Aturan prokesnya ada antigen test setiap hari, tetapi kami belum mendapat jawaban pasti dari VIESGOC terkait kebijakan detailnya. Misalnya, apakah atlet didiskualifikasi atau pertandingan ditunda apabila di tengah babak ada atlet yang positif. Ini masih perlu kami gali lagi informasinya,” ujar Ferry.
Baca Juga: Seni Tunggal NFT Arya Mularama Dipamerkan di Sarinah
Di sisi lain, KOI juga sudah menerima technical handbook untuk masing-masing cabang olahraga.
Materi tersebut dapat diakses secara langsung oleh para pengurus federasi nasional (NF) di situs resmi nocindonesia.id sejak awal Maret.
KOI juga menerima pertanyaan lanjutan dari anggota, seperti dari Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) yang meminta kejelasan terkait ketentuan pemain naturalisasi.
Hal ini, dikatakan Ferry, sudah dijawab langsung oleh VIESGOC, tetapi KOI juga dituntut menjalankan aturan sesuai Olympic Charter (Piagam Olimpiade).***
Artikel Terkait
KOI Apresiasi Pendukung Kontingen Indonesia di Olimpiade
SEA Games Vietnam: PP Perbasi Bentuk Manajemen dan Ofisial Tim
SEA Games 2022: Tim Renang Indonesia Diperkuat Atlet Keturunan Indo - Amerika
33 Atlet Tenis Meja Jalani Seleknas, Bersaing Perebutkan Tiket SEA Games 2022
Airlangga Hartarto: Wushu Harus Bisa Pertahankan Tradisi Medali Emas SEA Games dan Asian Games