Cari Pecatur The Dream Team Lewat Laga Perang Bintang

- Senin, 12 Desember 2022 | 19:28 WIB
Laga eksibishi antara Gilbert Elroy Tarigan lawan Adeeba Izzah M Ulayya (U-20 Open) di catur cepat jelang pertandingan Perang Bintang dengan disaksikan pengurus PB Percasi dan SCUA di Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Bekasi, Senin (12/12/2022) (Suaramerdeka/Iqbal)
Laga eksibishi antara Gilbert Elroy Tarigan lawan Adeeba Izzah M Ulayya (U-20 Open) di catur cepat jelang pertandingan Perang Bintang dengan disaksikan pengurus PB Percasi dan SCUA di Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Bekasi, Senin (12/12/2022) (Suaramerdeka/Iqbal)

BEKASI- Para pecatur nasional tengah beradu cerdik pada laga Perang Bintang di Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Bekasi, 11-15 Desember 2022.
 
Peserta yang tampil di Perang Bintang ini merupakan tiga besar Kejurnas Catur Belitung 2021 dan peraih medali AYCC 2022.
 
Para atlet ini berjumlah 54 orang yang berasal dari 20 daerah di Tanah Air. Sesuai keinginan PB Percasi, pecatur terbaik nantinya akan dibina menjadi The Dream Team, seperti yang pernah dilakukan pada 1997 dan 2005.
 
Proyek pertama The Dream Team berhasil memunculkan pecatur bergelar Grand Master (GM) Susanto Megaranto. Namun The Dream Team kedua pada 2005, bisa dikatakan belum menuai hasil yang maksimal.
 
 
Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto menyampaikan, pecatur yang dipilih menjadi bagian The Dream Team tak banyak. Kemungkinan, masing-masing kategori putra dan putri hanya lima atlet. 
 
Menurut Utut, mereka akan digembleng dan dibina secara maksimal sebagai pelapis pecatur Pelatnas. "Bagi yang berasal dari luar daerah, nanti akan dibantu mengurus pindah sekolah di sini. Tidak jauh, dekat-dekat Bekasi. Kami tidak memindah asal Pengprovnya," kata Utut Adianto di sela pembukaan laga Perang Bintang di Ballroom SCUA, Senin (12/12).
 
Dijelaskan Utut, pertandingan seperti ini yang akan menguji kemampuan para pecatur terbaik hasil dari Kejurnas. Sebab mereka yang berusia 12 tahun, bisa saja akan menghadapi atlet yang usianya jauh lebih senior, yaitu 20 tahun. 
 
"Ajang ini untuk bertanding dan adu ilmu, bermain yang bukan dalam kelompok umurnya. Kalau menang, hebat dia. Ajang seperti ini juga bagian dari pematangan dan seperti inilah kawah candradimuka," ungkap Utut.
 
 
Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya mengatakan, pihaknya berencana menggelar laga Perang Bintang secara rutin setiap tahun. Bahkan idealnya, kata Eka, pertandingan semacam ini bisa diselenggarakan antara dua sampai tiga kali dalam satu tahun.
 
"Kalau ada pertandingan seperti ini jangan disia-siakan karena ini kesempatan emas. Para pemain yang tampil di sini adalah calon pemain timnas di masa depan," ujar Eka Putra Wirya.
 
Pihaknya tak ingin ada atlet mengikuti turnamen hanya untuk mengejar hadiah semata. Menurut dia, mental seperti itu sudah sulit untuk diperbaiki karena tujuannya bukan prestasi, tapi uang.
 
 
"Kalau ada turnamen, jangan tanya hadiahnya berapa. Jadi kalau tanding, pemikirannya bukan ke situ. Kalau setelah tanding, lakukan review, lalu latihan lagi, bertanding lagi, review lagi. Terus seperti itu karena tidak ada jalan lain selain berlatih. Adik-adik juga harus punya tekad dalam diri sendiri, nanti kami dari PB yang akan memberi support. Tentunya orangtua juga harus memberikan support kepada putra-putrinya agar bisa menjadi pemain andal," tegas Eka.
 
Dia melanjutkan, pertandingan Perang Bintang juga sebagai pembinaan berkesinambungan yang dijalankan PB Percasi bekerjasama SCUA. Pihaknya ingin Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari Vietnam dan negara-negara pecahan Soviet, dimana para pecaturnya tengah menanjak.
 
"Saya melihat kita ketinggalan jauh dari Vietnam dan negara pecahan Soviet. Pertanyaan saya, apakah kita bisa bersaing dengan mereka? Jawabannya sangat bisa. Adik-adik harus punya tekad. Dengan ikut turnamen ini, kita akan bersaing dengan pemain yang memiliki kualitas. Ini turnamen penting, catur standar. Berbeda dengan turnamen yang hanya sehari dua hari selesai yang kurang memberi dampak," terang Eka.
 
 
Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi GM Susanto Megaranto mendapatkan tugas dari Utut Adianto untuk mencari pecatur bertalenta dan berkualitas pada laga Perang Bintang ini. Nantinya, Susanto yang akan melatih pecatur pilihan dan terbaik hasil dari turnamen.
 
"Kalau saya dulu yang melatih Pak Utut. Dulu sekitar empat atau lima orang yang masuk The Dream Team. Sekarang mungkin juga sekitar segitu. Nanti ada promosi dan degradasi serta kompetisi supaya saling melawan saat diadu," kata Susanto.
 
Pada laga Perang Bintang ini juga ada kategori khusus yang mempertemukan empat atlet. Mereka adalah IM Gilbert Elroy Tarigan, MN Dziththauly Ramadhan, FM Kemas Ade Krisna M Suri dan FM Aditya Bagus Arfan. 
 
 
Usai pembukaan, digelar laga eksibishi catur cepat antara Gilbert Elroy Tarigan lawan Adeeba Izzah M Ulayya (U-20 Open). Hasilnya, Gilbert memenangi pertandingan dan memperoleh hadiah khusus dari Utut Adianto. ***
 
 

Editor: Fauzan Jazadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X