Oleh Lembayung Senja.
HIDUP kata bijak bestari adalah tentang perjalanan, maka nikmati saja perjalanan. Bergerak berlahan, nikmati setiap langkah di sepanjang jalan. Mampir di manapun pengen mampir. Karena, semua langkah kecil itulah yang dipercaya membuat perjalanan kita pada akhirnya sampai, selesai. Purna.
Karena perjalanan adalah berkah sekaligus hadiah. Makanya, tetap sabar dan percaya pada perjalanan Anda masing-masing. Sebab, sebagaimana dinasehatkan para tetua, hidup adalah tentang perjalanan, bukan tentang tujuan.
Maka, sekali lagi, fokus pada perjalanan, bukan tujuan (?).
Karena, terkadang perjalanan yang mengajari kita, juga Anda, banyak hal tentang tujuan.
Ya, kita semua maklum, perjalanan tidak akan pernah berakhir. Akan selalu ada pertumbuhan, peningkatan, kesulitan, juga lara lapa di sana sini. Bahkan pengkianatan, sakit hati, serta keriangan, tentu saja.
Kita hanya harus menerima semuanya dan melakukan apa yang menurut kita benar. Untuk kemudian terus berkembang, terus hidup di saat pagebluk yang sangat sialan seperti ini.
Kita tahu, semua orang tahu, Anda tahu, ada saatnya kita berdoa, berharap, berusaha dan sebelum akhirnya menerima. Di saat serba susah seperti sekarang, karena sergapan pagebluk yang menahun, dan sangat melelahkan, tampaknya penerimaan adalah satu-satunya jawaban. Benar kata Orwell, penerimaan adalah sumber kebahagiaan.
Benar sekali kata guru agama. Ibadah tertinggi adalah menerima ketetapan hidup yang diberikan kehidupan kepada kita. Betapapun tak tertanggungkannya. Bukan membangun masjid, sodakoh berbilang-bilang, pergi ke tanah suci berulang-ulang, bahkan mengulurkan bantuan dan berbagi kebaikan kepada liyan. Tapi menerima ketetapan hidup yang diberikan kepada kita, dengan seikhlas-ikhlasnya. Selapang-lapangnya. Titik.
Artikel Terkait
Perayaan Balas Dendam
Tujuan Membenarkan Cara
Meneng, Menep
Slamet Rahardjo Djarot; Mendengarkan Adalah Kunci