Perfilman dan Penilaian

- Sabtu, 13 November 2021 | 15:31 WIB
Garin Nugroho, Prilly Latuconsina dan Tommy F Awuy (Koleksi Tommy F Awuy)
Garin Nugroho, Prilly Latuconsina dan Tommy F Awuy (Koleksi Tommy F Awuy)

Oleh Tommy F Awuy.

Jakarta.Suaramerdeka.com,-
Perfilman adalah sebuah penamaan yang mengacu pada relasi antar semua pihak yang terlibat dalam keberadaan film.

Penamaan yang lain adalah "masyarakat film" (stake holder, manajemen film, pengamat film, kritikus film, wartawan, penononton film, lembaga negara yang terkait, dll). Dengan keterlibatan negara secara formal, menjadi sebuah masyarakat film yang terorganisir secara sistemik.

Lalu apa hubungannya dengan penilaian terhadap film? Penilaian dilakukan bisa bersifat individual maupun secara lembaga seperti asosiasi. Dan siapa yang berhak menilai tentu saja dari semua unsur yang kita sebut "masyararat film"?

Sekarang menilainya dari berbagai jenis media tayang (secara representatif adalah bioskop dan OTT). Secara lebih khusus adalah menilai dengan syarat atau kriteria-kriteria tertentu seperti dalam sebuah kompetisi atau festival.

Festival? Mari kita fokuskan saja pada Festival Film Indonesia (FFI). Dalam sejarahnya penilaian atas FFI berlangsung dengan tiga model besar.

Pertama murni mewakili "masyarakat film" (melibatkan berbagai unsur di dalamnya dengan sistem berargumentasi langsung yang bertujuan agar mendapatkan penilaian yang objektif).

Kedua, dengan model representasi asosiasi (dengan sistem voting digital), ketiga adalah model mix asosiasi/non-asosiasi, nobar dan berargumentasi langsung (FFI 2021) dengan catatan sistem mix ini masih problematik terutama pada komposisi jumlah juri finalnya.

Di sini saya mau mengajak masyarakat Film Indonesia untuk bersama memikirkan sekiranya sistem seperti apakah yang paling memadai?

Bagi saya, FFI merupakan sebuah perayaan bersama (inklusif). Artinya penilaian haruslah dari berbagai unsur sebagai sebuah "masyarakat film Indonesia".

FFI Milik Siapa?
Milik "masyarakat film" Indonesia

Sangatlah tidak memadai jika penilaian di sini hanya diserahkan pada satu unsur. Maka juri FFI layaknya dari asosiasi film, pengamat/pengajar film, budayawan, sastrawan, bahkan dari unsur lembaga kenegaraan yang terkait, dll.

Moga model penilaian/penjurian FFI ke depan makin mantaaafff

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ketika Wina Menjadi Anak

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:57 WIB

Masih Adakah Pancasila?

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:54 WIB

Denny Indrayana: Bukan Nyanyian Kode

Jumat, 2 Juni 2023 | 07:50 WIB

Jokowisme

Kamis, 25 Mei 2023 | 15:19 WIB

Awas, JK Kuda Hitam Cawapresnya Anies Baswedan!

Selasa, 23 Mei 2023 | 13:48 WIB

Pakar Telematika: Kasus Korupsi di Kominfo

Jumat, 19 Mei 2023 | 20:51 WIB

Bercermin pada Garuda Muda

Jumat, 19 Mei 2023 | 11:41 WIB

Mahalnya Johnny Plate bagi Nasdem

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:46 WIB

Pakar Telematika :Menelisik Kasus BSI

Rabu, 17 Mei 2023 | 17:42 WIB

Pengamat Telematika:Masih Soal CCTV Kualanamu

Rabu, 17 Mei 2023 | 17:32 WIB
X