Oleh Benny Benke dan kawan baiknya, dengan niat memartabatkan pencipta lagu dan musik, pemilik hak terkait, dan ahli warisnya.
Jakarta.Suaramerdeka.com,- Tak ada kesedihan yang abadi, sebagaimana tak ada kebahagiaan selamanya. Tak ada kesengsaraan yang bertahan lama, begitu pula kemakmuran seterusnya. Semua sementara. Bahkan waktu ada batasnya. Kekuasaan apalagi, seperti popok, pada saatnya pasti harus diganti, siap atau tidak. Dipaksa atau sukarela. Demi kesehatan demokrasi.
Jadi, saat kemuliaan hadir, biasa sajalah. Sewajarnya saja, sepantasnya. Tidak perlu berlebihan pasang status dan photo satu meja dengan penguasa. Seakan diri kita akan seterusnya dilindungi dan dipayungi penguasa. Seolah penguasa akan senantiasa sudi menanggungkan kesalahan kawan seiringnya.
Sudah banyak contoh persona yang tetap berurusan dengan aparatur penegak hukum, meski berada di lingkar kekuasaan, karena mempermainkan kebenaran lho. Kekuasaan juga tidak selamanya membuta tuli, jika kebenaran dipermainkan oleh pendukungnya kok.
Tapi Anda, pada sebuah masa, malah riang dan bangga pamer pespa Made in Italia yang harganya mengejek akal waras orang biasa. Yang rejekinya biasa saja, dan sangat banyak jumlahnya di sekitar kita. Dan nasibnya belum atau tidak seberuntung Anda. Yang sangat lentur tulang belakangnya.
Sehingga mampu dengan ringan munduk munduk kepada siapa saja, yang sedang berkuasa. Dengan bayaran kursi direktur PT Kongkalingkong yang mengakali hajat hidup para pencipta lagu dan musik, serta penerima hak terkait, dan pewarisnya di seluruh Indonesia Raya.
Karena hanya masalah waktu, kemuliaan sangat bisa jadi malih rupa dalam wajah kehinaan, sebelum membanting saya, Anda atau siapa saja yang dikehendakinya.
Setelah itu, baru tersadar kita semua. Betapa hidup, dengan sangat kuasa, hanya dalam hitungan jenak, mampu membolak balikkan nasib manusia. Mampu membanting saya, Anda dan siapa saja, dalam titik nadir terendah yang tak terbayangkan, hanya karena kealpaan sekilas. Namun sangat mahal ongkos tebusan dan bayarannya. Bahkan tak terbayangkan sebelumnya. Nyaris tak tertanggungkan akibatnya.
Apalagi jika kesalahan itu dirancang sejak dalam pikiran, dengan penuh kesadaran dan kecurangan, dengan niat mengambil keuntungan untuk diri sendiri, dan golongannya belaka.
Artikel Terkait
LMKN Tidak Ada Gunanya?
PT LAS, Di Bawah Lindungan Istana?
Surat Terbuka untuk Direktur PT.LAS
Kala Batu