Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Siapa pun pemenang Muktamar ke-34 Nahdatul Ulama (NU), apakah petahana KH Said Aqil Siradj, ataukah penantangnya, KH Yahya Cholil Staquf, pemenang sesungguhnya adalah KH Abdurrahman Wahid.
Sebab, keduanya adalah "santri" Gus Dur. Artinya, Gus Dur telah berhasil mengkader keduanya, dan ketika Kiai Said atau Gus Yahya yang menang, seandaimya Gus Dur masih ada, mantan Ketua Umum PBNU tiga periode itu ikut merayakan pesta kemenangan.
Pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) malam ini berlangsung dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung. Selain Kiai Said dan Gus Yahya, mantan Wakil Ketua Umum PBNU yang juga mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Ali juga maju sebagai calon ketua umum. Bisa jadi As'ad Ali akan menjadi "kuda hitam". Tapi bisa juga tidak. Ia sekadar memecah dukungan suara Gus Yahya.
Ihwal Kiai Said dan Gus Yahya sebagai "santri" Gus Dur dilontarkan Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI itu. Jadi, Kiai Said atau Gus Yahya yang nanti menang, pemenang sesungguhnya adalah mendiang Gus Dur.
Sebelum pemilihan, keduanya terlibat saling klaim dukungan suara terbanyak. Keduanya juga berebut sistem pemilihan. Kiai Said menghendaki sistem musyawarah untuk mufakat yang melibatkan 9 kiai senior dengan kriteria tertentu atau dikenal dengan istilah AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi), sedangkan Gus Yahya menghendaki voting atau pemungutan suara, one man one vote (satu orang satu suara).
Namun, jika dilihat dari fenomena di arena muktamar, tampaknya petahana akan terpilih kembali. Indikatornya, Laporan Pertanggungjawaban (LPj) Kiai Said diterima muktamirin.
Indikator kedua, selama dua periode memimpin NU, Kiai Said mencapai keberhasilan yang signifikan. Jadi, perlu energi ekstra bagi penantangnya untuk menumbangkan Kiai Said.
Yang pasti, meskipun sama-sama "santri" Gus Dur, tapi keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Artikel Terkait
Muktamar NU Tetap di Lampung, Dipusatkan di Tiga Tempat
Muktamar NU Fokus Bahas Kemandirian Organisasi dan Optimalisasi Pelayanan Umat
Pengurus Cabang NU Serukan Musyawarah Mufakat dalam Muktamar NU
BPIP: NU Penting Dalam Pengarusutamaan Pancasila