BTN: Bukan Lagi Sekedar Rumahku Istanaku

- Minggu, 6 Februari 2022 | 09:17 WIB
BTN: Bukan Lagi Sekedar Rumahku Istanaku (Foto: dok btn/istimewa)
BTN: Bukan Lagi Sekedar Rumahku Istanaku (Foto: dok btn/istimewa)

Jakarta,suaramerdeka-jakarta.com-ISTILAH "Rumahku istanaku" menekankan pada rumah yang dianggap sebagai istana, jika kita pikirkan lebih jauh lagi berarti dalam sebuah istana ada begitu banyak orang, baik dari pengawal hingga anggota keluarga sendiri.

Jadi istilah ini memberi tahu banyak orang bahwa di dalam rumah tersebut ada anggota keluarga yang bisa menjadi penjaga atau pengawal yang siap membantu kapan pun mereka bisa.

Jika kita sudah menganggap bahwa rumah adalah sebuah istana, itu tandanya kita sudah benar-benar nyaman dengan rumah sendiri. Istana bisa dikatakan sebagai tempat paling nyaman, banyak pengawal yang melindungi hingga pelayanan yang tidak bisa diragukan lagi.

Makanya orang-orang menganggap bahwa sebaik-baiknya tempat, rumah adalah tempat paling nyaman yang ada di muka bumi ini. Kita bisa merasakan keamanan dan kenyamanan yang bahkan tidak akan kamu temui di tempat manapun.

Baca Juga: Sinergi BTN dan Santri Developer Kurangi Backlog Perumahan

"Home sweet home" memberikan arti yang lebih bermakna lagi, rumah adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang. Kita tidak akan pernah bisa meninggalkan rumah yang sudah menjadi saksi bisu tumbuh kembang kita, makanya istana menjadi pilihan yang tempat untuk dijadikan sebagai gambaran.

Makanya sejauh apa pun kita melangkah, rumah tetap menjadi tujuan akhir. Kita akan merasa jauh lebih baik jika berada di rumah sendiri, itu adalah tempat satu-satunya yang akan kita anggap sebagai istana sendiri.

Pandemi Covid-19 memicu adanya krisis yang berdampak pada kehidupan sosial. Disrupsi besar ini memberikan sudut pandang baru bagi siapa saja yang terlibat dalam penyediaan rumah baik pemerintah maupun swasta termasuk perseorangan dalam menyiapkan rumah tinggal.

Kebijakan mengenai menjaga jarak fisik dan menghindari keramaian menjadi pemantik untuk menciptakan rumah yang berketahanan dan lebih sehat guna mengantisipasi wabah pandemi yang entah kapan akan berakhir.

Lantas bagaimana menciptakan rumah agar sesuai dengan kebutuhan warga untuk berkumpul secara sosial namun tetap memperhatikan jarak fisik antar pribadi.

Seorang pakar arsitektur perumahan internasional dari Jerman  Nicole Uhrig mengatakan bahwa wabah virus corona sangat berefek pada perekonomian setiap negara.

Jarak sosial membuat banyak orang harus menutup usahanya dan tetap di rumah saja. Namun, tidak dipungkiri meskipun sudah dihimbau pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah, masih ada saja yang melanggarnya. Untuk itu kehadiran rumah yang mendukung aktivitas warga tanpa ada rasa khawatir sangatlah diperlukan.

Tegasnya kehadiran rumah atau dalam istilah yang lebih luas perumahan bukan hanya masalah pengelolaan hak publik atas kebutuhanan rumah yang berupaya menyehatkan masyarakatnya, melainkan juga mempersiapkannya menghadapi wabah dengan dampak seminimal mungkin.

Baca Juga: Antisipasi Tingginya Kasus Covid-19, Pemerintah Batasi Jumlah Penonton MotoGP Mandalika hanya 100 ribu orang

Banyaknya orang yang terinfeksi virus corona memberikan indikasi bahwa masyarakat yang sudah membutuhkan rumah,seperti keluarga muda dan lain-lain perlu difasilitasi dan dicarikan jalan keluar supaya masing-masing segera memiliki rumah.Di mana hal ini tentunya  penyediaan rumah di komplek-komplek perumahan ini- harus dibarengi pengelolaan publik lain diantaranya dengan menyediakan tempat karantina atau isolasi warga yang terjangkit.

Halaman:

Editor: Arief Sinaga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ketika Wina Menjadi Anak

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:57 WIB

Masih Adakah Pancasila?

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:54 WIB

Denny Indrayana: Bukan Nyanyian Kode

Jumat, 2 Juni 2023 | 07:50 WIB

Jokowisme

Kamis, 25 Mei 2023 | 15:19 WIB

Awas, JK Kuda Hitam Cawapresnya Anies Baswedan!

Selasa, 23 Mei 2023 | 13:48 WIB

Pakar Telematika: Kasus Korupsi di Kominfo

Jumat, 19 Mei 2023 | 20:51 WIB

Bercermin pada Garuda Muda

Jumat, 19 Mei 2023 | 11:41 WIB

Mahalnya Johnny Plate bagi Nasdem

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:46 WIB

Pakar Telematika :Menelisik Kasus BSI

Rabu, 17 Mei 2023 | 17:42 WIB

Pengamat Telematika:Masih Soal CCTV Kualanamu

Rabu, 17 Mei 2023 | 17:32 WIB
X