Baca Juga: Melalui Puisi Sangkan Paraning Dumadi
Dunia hiperealitas, sebagaimana diingatkan Baudrilllard, yang menyajikan ruang semu namun mampu mempengaruhi subjek (korban) secara kuat. Memang mampu dengan gampang dan riang memproduksi nilai-nilai tertentu yang menyerap perhatian subjek. Sebelum diperdaya atau ditelannya secara bulat-bulat.
Dunia simulakra, mampu memanipulasi korbannya secara emosional, dengan sedikit bumbu drama, bernama romansa dan cinta. Kegombalan adalah kunci. Perempuan mana (laki-laki juga tentu saja. Dan manusia pada umumnya) yang tidak silau dengan harta, apalagi tahta.
Baca Juga: Penggenapan Diri Benny Benke
Sebelum menyadari benteng finansialnya, justru menjadi daya sokong dan fondasi utama pasangan yang menipu dan memperdayanya atas nama asmara. Dengan gaya hidup serba mewah, wah, dan salah kaprahnya. Dilengkapi dengan berbagai label barang bermerek dari semua produk terkemuka di dunia.
Maka semakin lengkaplah daya jebak dunia simulakra. Dunia citra semu, sebagaimana banyak penipu berkeliaran di dunia sosial media, yang akrab dalam peri kehidupan kita. Selamat datang di dunia tipu menipu. Citra semu.
Artikel Terkait
Kekuasaan Yang Sungkawa
Pulang dan Doa
Soekarno Sungkawa
Hikayat Pespa (Surat terbuka untuk diri sendiri, kita semua, dan tuan puan sekalian)
Kerapuhan, dan Ketabahan