Oleh Benny Benke.
JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,-
Saat Rusia melanggar hukum internasional, seluruh dunia seketika secara bersamaan menggila. Ngamuk sejadi jadinya. Tapi, sejak tahun emboh Israel melanggar hukum internasional, hampir seluruh dunia menutup mata, abai dan tidak peduli. Mingkem dan micek (membisu dan membuta).
Demikianlah kebenaran jika dimonopoli oleh AS, NATO dan sekutunya.
Saat Putin nesu dengan mengatakan dalam pidatonya, jika kesabarannya sudah mulai menipis, karena terlalu sering ditipu dan ditelikung AS, NATO dan konco-konconya, dengan mengatakan,"Mereka semua sering mengatakan satu hal, tapi melakukan lain hal," akhirnya memaksanya mengambil garis tegas. Maju ke medan laga. Menyongsong kurusetra, membiarkan sejarah mencatat dengan caranya sendiri, siapakah Kurawa dan Pandawa sebenarnya.
Sampai sampai dengan jelas, terang benderang, dalam pernyataan perangnya Putin mengatakan; "Siapa pun yang mencoba mengganggu dan ikut campur urusan kami, dan bahkan menciptakan ancaman bagi negara dan rakyat kami, harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan datang secepat mungkin, dan memberikan konsekuensi yang belum pernah Anda alami dalam sejarah Anda!"
Seketika AS, NATO dan sekutunya diam-diam sumingkir. Berpikir ulang berbilang bilang. Membiarkan Ukraina yang distir-nya sendirian menghadapi Beruang Merah. Saudara tua yang pada sebuah masa pernah menjadi sibling Ukraina.
Sejak kapan AS, NATO, gerombolannya pernah mempunyai lawan seimbang? Belum pernah. Biasanya mereka bersekongkol atas permintaan AS, menciptakan musuh yang tidak seimbang, untuk kemudian menciptakan perang yang dipastikan akan mereka menangkan.
Meski kenyataannya skenario perebutan kekuasaan yang mereka rancang, pada sebuah rezim, kerap tidak berjalan sesuai keinginan.
Yang terkini, AS tinggal glanggang colong playu. Afganistan mereka tinggalkan, jatuh ke pangkuan Taliban. Libya terus terjadi perang saudara tak berkesudahan, idem ditto dengan Irak. Yaman bahkan mereka biarkan diporakporandakan oleh Saudi, sekondan AS.
Artikel Terkait
Putin, Biden dan Adzan
Rusia dan Ukraina Dalam Versi Sederhana, AS dan NATO Sumber Kekisruhannya
Bagaimana Jika Indonesia Diboikot Seperti Rusia?