Saya pribadi terbuka, tulus dan ihklas serta penuh rasa syukur menerima perubahan ini, bahkan ikut bangga dengan capaian-capaian bekas anak buah. Tak hanya itu, bahkan saya terus ikut mendoakan kesuksesan dan kesalamatan mereka.
Sikap ini membuat saya bahagia ketika melihat ada mantan anak buah yang telah berubah menjadi bos, jurangan, sultan dan yang sejenisnya.
Saya beruntung dapat memahami, jika sebaliknya pikiran kita picik, kita arogan, dan termakan oleh kebanggaan semu masa silam, fenomena ini dapat membuat kita frustasi.
Maka ujaran filosofisnya, jangan pernah menghina dan meremehkan orang, seraya bersyukur baik terhadap eksistensi diri kita, maupun capaian mantan anak buah kita. Setujukah?
Tabik!
Artikel Terkait
Profesi Advokat
Membeli Rumah Baru
Api Merah Menyala dari Matanya