Bakal banyak pula “penumpang gelap” yang sengaja memperkeruh suasana melalui berbagai “rekayasa” ketidakjelasan motif kenapa Sambo diduga sampai membunuh.
Dan benar saja. Begitu disebut apa motif Sambo yang sebenarnya tak bakalan diumumkan polisi, langsung berkeliaran berbagai spekulasi. HP saya saja dibanjiri dengan WA yang berisi berbagai kemungkinan motif yang mendorong Sambo sampai tega menghancurkan kariernya dan mencoreng citra Polri.
Salah satunya, dugaan Sambo merupakan perwira tinggi polisi memakai narkoba. Saat melakukan tindakannya, begitu informasi yang telah lalu lalang tersebut, Sambo sedang di bawah pengaruh narkoba.
Makanya ketika mendengar ada kabar tidak baik tentang isteri atau keluarganya, emosinya yang sedang di bawah pengaruh narkoba langsung meluap. Kesadarannya sedang hilang. Dia mengatur perencanaan penembakan tanpa pikir panjang lagi. Perencanaannya juga asal-asal sehingga mudah terbongkar.
Begitu juga lantaran masih di bawah pengaruh narkoba, masih versi berita ini, Sambo sempat mengumbar kalau dia dihukum, akan membongkar keburukan-keburukan Polri.
Anggota polisi yang dalam keadaan normal, apalagi seorang perwira tinggi bintang 2, tak akan mau atau berani mengemukakan ancaman seperti itu.
Hanya anggota yang tengah tidak sadar di bawah pengaruh narkoba saja yang senekad itu. Dan Sambo nekad karena dalam pengaruh narkoba.
Sesudah pengaruh narkoba hilang, Sambo kembali dalam keadaan sadar. Disana dia menyesal dan minta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikannya, termasuk kepada Kapolri. Sambo juga setelah sadar mengakui semua perbuatannya dan bersedia menerima semua konsekwensi hukum perbuatan.
Dari mana asal muasal persepsi, analisis atau kabar ini, tak lain muncul memanfaatkan “kekosongan” motif pembunuhan oleh Sambo yang tidak diumumkan.
Belum lagi “informasi" itu hilang, sudah datang lagi informasi lain. Menurut informasi versi ini, Sambo sangat dekat dengan para bandar perjudian, bahkan dituding menjadi pelindung 303, istilah yang dipakai untuk perjudian.
Artikel Terkait
Balada Sambo, Kau Bukan Dirimu Lagi