Ke depan, kalau motif tindakan Sambo masih belum dijelaskan juga, kemungkinan bakal muncul lebih banyak lagi spekulasi-spekulasi, persepsi, analisis dan juga hoak soal ini.
Sampai nanti diungkapkan atau terungkap, kita tidak faham mana yang benar dan mana yang salah.
Satu hal yang pasti, dampak dari semua itu justeru menambah rusak harkat dan martabat Sambo. Tak hanya itu. Citra Polri pun dipandang masih melindungi oknum anggotanya yang sudah dinyatakan sebagai tersangka.
Untuk itu, semakin cepat polisi mengumumkan motif perbuatan Sambo, makin cepat pula ketidakpastian dan keliaran tafsir maupun hoak akan berkurang dan lantas hilang.
Kedua, polisi menyatakan biarkanlah pengadilan nanti yang akan mengungkapkan motif tindakan Sambo. Pilihan ini mengandung resiko yang besar. Kenapa?
Jarak antara proses perkara di polisi, kemudian ke kejaksaan dan akhirnya ke pengadilan, relatif cukup lama. Publik atau masyarakat pasti menilai, selama kurun waktu itu telah terjadi “rekayasa” terhadap motif yang sebenarnya.
Dengan demikian, masyarakat luas meragukan motif yang diungkapkan di pengadilan kelak, benar-benar motif yang sesungguhnya. Terjadinya banyak kebohongan dalam kasus ini, menumbuhkan antipati masyarakat terhadap motif yang dikemukakan belakangan. Publik tak lagi mudah percaya yang nantinya tersuguhkan di pengadilan.
“Kalau dari awal ceritanya banyak kebohongan dan ada yang disembunyikan, pastilah yang muncul di pengadilan sudah hasil rekayasa yang tidak dipercaya.
Oleh karena itu, meski sudah diungkapkan di pengadilan, publik masih menyimpan
keyakinan, motif yang sebenarnya masih tetap ditutup-tutupi.
Makanya bukan tidak mungkin, setelah diungkapkan di pengadilan motif perbuatan Sambo, selain menjadi tidak dipercaya bakal muncul lagi analisis-analisis baru, persepsi-peraepsi baru, komentar-komentar baru dan hoak-hoak baru, yang mengatasnamakan “yang sesungguhnya terjadi.”
Artikel Terkait
Balada Sambo, Kau Bukan Dirimu Lagi