Kronik Pameran Buku Frankfurt (1): Meriah dengan Perdagangan Hak Cipta, Penerjemahan, dan Distribusi

- Minggu, 9 Oktober 2022 | 19:13 WIB
Suasana antar-bangsal di Pameran Buku Frankfurt  (Foto: Frankfurter Buchmesse)
Suasana antar-bangsal di Pameran Buku Frankfurt (Foto: Frankfurter Buchmesse)

Oleh Ready Susanto, editor dan penulis

Dalam Kronik Pameran Buku Frankfurt berikut ini digambarkan mengenai keseruan Pameran Buku Frankfurt pada 2001. Diangkat dari buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).

Selama lima hari pada setiap bulan Oktober, ketika udara Frankfurt berangsur dingin karena memasuki musim gugur, kota di Jerman ini menjadi tuan rumah pameran buku internasional terbesar di dunia. Pameran lima hari ini selalu tercatat dalam buku harian setiap profesional perbu­kuan di negara-negara yang industri bukunya sudah maju, semacam AS dan negara-negara di Eropa Barat.

Karena orang penerbit seluruh dunia berduyun-duyun datang ke Frankfurt, maka setiap profesional buku meman­dang perlu untuk datang pula, begitulah kira-kira. Tahun ini para penulis dan penerbit, pedagang/distributor buku dan pustakawan, para agen dan wartawan, akan kembali ber­kumpul di kawasan luas Messe Frankfurt yang secara rutin dipakai untuk pelbagai pameran itu.

Baca Juga: Pameran Buku Frankfurt ke-74 Siap Digelar

Dibuka pada tanggal 9 Oktober 2001 petang, acara pem­bukaan akan dihadiri orang-orang penting seperti Walikota Frankfurt am Main Petra Roth, Kanselir Republik Federasi Jerman Gerhard Schroder, Perdana Menteri Yunani Prof. Dr. Konstantinos Simitis, dan Presiden Asosiasi Penerbit dan Pedagang Buku Jerman Roland Ulmer.

Skala Pameran Buku Frankfurt ke-53 kali ini akan lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 7.000 perusahaan penerbitan dari 140 negara telah terdaftar sebagai peserta, melibatkan 15.000 profesional perbukuan. Buku yang tampil mencapai 21.000 judul yang berasal dari 61 negara dan 71 bahasa. Sebagai perbandingan, Pameran Buku Frankfurt ke-48 pada 1996, pesertanya hanya 5.400 perusahaan dari 100 negara, melibatkan 13.200 orang insan perbukuan.

Pada 1996, total luas areal pameran yang digunakan men­capai 184.000 meter persegi—bisa disebandingkan dengan luas 20 lapangan sepakbola—terdiri atas 9 bangsal (hall) yang luas-luas. Tahun ini terjadi relokasidan penambahan luas ruangan, khususnya di Bangsal 3. Menurut keterangan di situs resmi Frankfurt Book Fair (FBF), Bangsal 3 yang yang barus sudah bisa digunakan dalam pameran kali ini.

Dibangun di lokasi bekas rel kereta, tempat ini merupakan lokasi yang direncanakan bagi perluasan lokasi pameran pada masa mendatang. Perancang kota dan desainer industri Nicholas Grimshaw dari Inggris yang menangani pekerjaan ini. Biaya untuk pembangunan ruangan sebesar 210 x 130 m ini sekitar 250 juta DM.

Baca Juga: Spanyol Jadi Tamu Kehormatan di Pameran Buku Frankfurt 2022

Dengan jumlah peserta dan pengunjung yang makin meningkat setiap tahunnya, tak heran bila reputasi FBF se­bagai Mekkah-nya dunia perbukuan ini memang tidak tertandingi. Dalam jangka lima hari akan hadir ratusan ribu pengunjung, dari pelbagai kalangan perbukuan dan umum. Kepentingannya tentu saja macam-macam, mulai dari yang khas bisnis penerbitan sampai pengunjung umum yang ingin menyaksikan perkembangan terkini dunia perbukuan. Reputasi FBF juga terlihat dari maraknya lalu lintas per­dagangan di sini. Tetapi jangan salah, Anda tak akan bisa memborong buku murah seperti di pameran buku di Indonesia.

Bagian terbesar pameran buku ini tidak diisi dengan perdagangan buku eceran tetapi dengan transaksi dagang hak atau lisensi. Yang dijual-beli di FBF adalah hak cipta, hak terjemahan, atau hak distribusi buku.

Namun banyak juga pustakawan mancanegara yang berburu buku un­tuk koleksi perpustakaan mereka. Stan-stan dari negara-negara di luar Eropa dan AS biasanya menjadi incaran, karena buku-buku dari negara itu sulit didapat di toko-toko buku yang ada di negeri mereka. Pada 1996, penulis sempat bertemu pustakawan dari Swedia dan Prancis yang sangat tertarik pada buku-buku anak yang diterbitkan Pustaka Utama Grafiti.

Meriah dengan lalu lintas perdagangan, FBF meriah juga dengan acara. Ada beberapa forum khusus untuk setiap profesi penerbitan semisal International Booksellers’ and Librarians’ Centre, Publishers’s Point, dan International Rights Directors Meeting. Ada juga diskusi-diskusi dengan tema-tema menarik seperti mengenai buku-e atau komik.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Duo Plate dalam Pusaran Korupsi BAKTI Kominfo

Rabu, 15 Maret 2023 | 00:32 WIB

Tantangan Besar Erick Thohir

Kamis, 9 Maret 2023 | 15:32 WIB

Mari Kita Ubah, Sebelum Kita Diubah Bangsa Lain!

Kamis, 9 Maret 2023 | 06:46 WIB

Pemilu 2024 Harus Tetap Digelar Tepat Waktu

Selasa, 7 Maret 2023 | 23:09 WIB

Erick Thohir dalam Bayang-bayang Mpu Gandring

Senin, 6 Maret 2023 | 23:43 WIB

Robohnya Pancasila Kami

Selasa, 28 Februari 2023 | 23:55 WIB

Pajak & Palak

Jumat, 24 Februari 2023 | 21:09 WIB

Menunggu Menteri Erick Thohir Mundur Demi PSSI

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:47 WIB

Pendataan Memang Bukan Pendaftaran

Rabu, 22 Februari 2023 | 14:37 WIB

Kelayakan Hari Film Nasional.

Jumat, 17 Februari 2023 | 20:39 WIB
X