Kronik Pameran Buku Frankfurt (8): Frankfurt, Kota Museum yang Tersibuk

- Selasa, 11 Oktober 2022 | 11:13 WIB
Römerberg, lapangan persegi yang diapit bangunan-bangunan abad pertengahan dari pelbagai masa.  (Sumber: Wikipedia)
Römerberg, lapangan persegi yang diapit bangunan-bangunan abad pertengahan dari pelbagai masa. (Sumber: Wikipedia)

Oleh Ready Susanto, editor dan penulis

Dalam Kronik Pameran Buku Frankfurt berikut ini disajikan mengenai Kota Frankfurt sebagai tuan rumah pameran buku terbesar di dunia. Diangkat dari buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).

Ada pelbagai hal yang bisa diingat  apabila disebutkan nama Kota Frankfurt di Jerman selain sebagai tuan rumah Frankfurt Book Fair—pameran buku terbesar di dunia yang berlangsung tiap tahun. Yang paling utama mungkin nama Johann Wolfgang von Goethe, pujangga Jerman kesohor, yang kabarnya memang orang Frankfurt. Atau “sang penulis buku harian” Anne Frank yang kelahiran Frankfurt. Atau “Mazhab Frankfurt” dengan sederetan nama seperti Theodor Adorno, Herbert Marcuse, atau Walter Benjamin, di baliknya.

Frankfurt—sebuah kota di Negara Bagian Hessen, Re­publik Federal Jerman—memang punya banyak segi untuk diingat. Selain telah mengukir sejarah dan melahirkan banyak nama tenar, Frankfurt masa kini yang berpenduduk sekitar 704 ribu jiwa (tahun 2012), dikenal sebagai pusat kegiatan perekonomian, manufaktur, finansial, komersial, dan transportasi.

Baca Juga: Pameran Buku Frankfurt ke-74 Siap Digelar

Bandara Frankfurt, misalnya, adalah salah satu bandara tersibuk, dengan jadwal penerbangan terpadat yang menghu­bungkan sedemikian banyak kota di seantero dunia. Frankfurt juga dikenal sebagai penghasil pelbagai jenis barang seperti mesin, peralatan listrik, zat kimia (khususnya di distrik Hochst), obat-obatan, kendaraan bermotor, pakaian, dan bahan-bahan cetakan.

Tentu saja Frankfurt juga kota wisata. Tegak di tepian Sungai Main—karena itu nama lengkapnya Frankfurt am Main (Frankfurt di tepi Sungai Main)—di kota ini banyak berdiri bangunan kuno bersejarah dan berbagai jenis mu­seum. Terbagi atas dua bagian, kota tua (Altstadt) di tepian sungai, dan kota baru (Neustadt) di sebelah utara sisi kota kuno. Altstadt yang didiami terutama oleh para pe­dagang dan artis, memperlihatkan karakteristik kota abad per­tengahan.

Kota baru terdiri atas lokasi bisnis dan bangunan-ba­ngunan publik paling penting. Sekumpulan rumah bergaya Gotik, Römer, dipakai sebagai balai kota selama hampir 500 tahun. Bagian pusatnya, yaitu Römerberg, adalah sebuah la­pangan persegi yang diapit bangunan-bangunan abad pertengahan dari pelbagai masa. Bangunan bersejarah lain­nya adalah Leinwand-Haus, atau ruangan bergorden linen, dari abad ke-14; menara Eschenheim Turm; istana Putri Thurn dari Taxis yang menjadi tempat pertemuan Kon­fe­derasi Jerman dari 1816 hingga 1866; dan rumah (kini mu­seum) tempat Johann Wolfgang von Goethe, mengha­bis­kan masa mudanya.

Baca Juga: Mimbar Bagi Penulis dan Penerbit Ukraina di Pameran Buku Frankfurt 2022

Frankfurt punya banyak bangunan gereja yang indah. Gereja paling penting di Frankfurt adalah Katedral St Bartho­lomew yang dibangun pada abad ke-13 di sebuah situs gereja abad ke-9. Lalu ada Gereja St Paul (dari abad ke-18 dan ke-19), tempat rapat Parlemen Frankfurt (majelis nasional Jerman yang pertama) tahun 1848 hingga 1849. Lalu Gereja St Leonard (abad ke-15 hingga ke-16) dan Gereja St Michael (1953).

***

 

Para pengemar wisata sejarah bisa datang ke “Pematang Museum”—sebuah situs tujuh museum yang dirancang pada penghujung 1970-an. Di kompleks ini terdapat pula Museum Pos dan pelbagai museum seni terapan, etnografi, sinema, arsitektur, patung, dan lukisan Eropa dari abad ke-14, juga sekolah seni dan taman-taman. Di seberang sungai—masih termasuk dalam kelompok museum ini—terdapat Museum Yahudi. Museum ini berlokasi di istana House of Rothschild, keluarga Yahudi kaya yang terkenal. Museum ini menggam­barkan sejarah Yahudi di Jerman sejak abad pertengahan hingga masa kini dan berpusat pada ghetto Yahudi di Frank­furt. Museum penting lainnya di Frankfurt adalah Museum Senckenberg, dengan koleksi luas sejarah alam, khususnya palaeontologi.

Baca Juga: Spanyol Jadi Tamu Kehormatan di Pameran Buku Frankfurt 2022

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Membangun Empati Pada Keselamatan Lalulintas

Minggu, 26 Maret 2023 | 03:45 WIB

Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh (1)

Kamis, 23 Maret 2023 | 07:50 WIB

Duo Plate dalam Pusaran Korupsi BAKTI Kominfo

Rabu, 15 Maret 2023 | 00:32 WIB

Tantangan Besar Erick Thohir

Kamis, 9 Maret 2023 | 15:32 WIB

Mari Kita Ubah, Sebelum Kita Diubah Bangsa Lain!

Kamis, 9 Maret 2023 | 06:46 WIB

Pemilu 2024 Harus Tetap Digelar Tepat Waktu

Selasa, 7 Maret 2023 | 23:09 WIB

Erick Thohir dalam Bayang-bayang Mpu Gandring

Senin, 6 Maret 2023 | 23:43 WIB

Robohnya Pancasila Kami

Selasa, 28 Februari 2023 | 23:55 WIB

Pajak & Palak

Jumat, 24 Februari 2023 | 21:09 WIB
X