Oleh Ready Susanto, editor dan penulis
Dalam Kronik Pameran Buku Frankfurt berikut ini disajikan mengenai Kota Frankfurt sebagai tuan rumah pameran buku terbesar di dunia. Diangkat dari buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).
Ada pelbagai hal yang bisa diingat apabila disebutkan nama Kota Frankfurt di Jerman selain sebagai tuan rumah Frankfurt Book Fair—pameran buku terbesar di dunia yang berlangsung tiap tahun. Yang paling utama mungkin nama Johann Wolfgang von Goethe, pujangga Jerman kesohor, yang kabarnya memang orang Frankfurt. Atau “sang penulis buku harian” Anne Frank yang kelahiran Frankfurt. Atau “Mazhab Frankfurt” dengan sederetan nama seperti Theodor Adorno, Herbert Marcuse, atau Walter Benjamin, di baliknya.
Frankfurt—sebuah kota di Negara Bagian Hessen, Republik Federal Jerman—memang punya banyak segi untuk diingat. Selain telah mengukir sejarah dan melahirkan banyak nama tenar, Frankfurt masa kini yang berpenduduk sekitar 704 ribu jiwa (tahun 2012), dikenal sebagai pusat kegiatan perekonomian, manufaktur, finansial, komersial, dan transportasi.
Baca Juga: Pameran Buku Frankfurt ke-74 Siap Digelar
Bandara Frankfurt, misalnya, adalah salah satu bandara tersibuk, dengan jadwal penerbangan terpadat yang menghubungkan sedemikian banyak kota di seantero dunia. Frankfurt juga dikenal sebagai penghasil pelbagai jenis barang seperti mesin, peralatan listrik, zat kimia (khususnya di distrik Hochst), obat-obatan, kendaraan bermotor, pakaian, dan bahan-bahan cetakan.
Tentu saja Frankfurt juga kota wisata. Tegak di tepian Sungai Main—karena itu nama lengkapnya Frankfurt am Main (Frankfurt di tepi Sungai Main)—di kota ini banyak berdiri bangunan kuno bersejarah dan berbagai jenis museum. Terbagi atas dua bagian, kota tua (Altstadt) di tepian sungai, dan kota baru (Neustadt) di sebelah utara sisi kota kuno. Altstadt yang didiami terutama oleh para pedagang dan artis, memperlihatkan karakteristik kota abad pertengahan.
Kota baru terdiri atas lokasi bisnis dan bangunan-bangunan publik paling penting. Sekumpulan rumah bergaya Gotik, Römer, dipakai sebagai balai kota selama hampir 500 tahun. Bagian pusatnya, yaitu Römerberg, adalah sebuah lapangan persegi yang diapit bangunan-bangunan abad pertengahan dari pelbagai masa. Bangunan bersejarah lainnya adalah Leinwand-Haus, atau ruangan bergorden linen, dari abad ke-14; menara Eschenheim Turm; istana Putri Thurn dari Taxis yang menjadi tempat pertemuan Konfederasi Jerman dari 1816 hingga 1866; dan rumah (kini museum) tempat Johann Wolfgang von Goethe, menghabiskan masa mudanya.
Baca Juga: Mimbar Bagi Penulis dan Penerbit Ukraina di Pameran Buku Frankfurt 2022
Frankfurt punya banyak bangunan gereja yang indah. Gereja paling penting di Frankfurt adalah Katedral St Bartholomew yang dibangun pada abad ke-13 di sebuah situs gereja abad ke-9. Lalu ada Gereja St Paul (dari abad ke-18 dan ke-19), tempat rapat Parlemen Frankfurt (majelis nasional Jerman yang pertama) tahun 1848 hingga 1849. Lalu Gereja St Leonard (abad ke-15 hingga ke-16) dan Gereja St Michael (1953).
***
Para pengemar wisata sejarah bisa datang ke “Pematang Museum”—sebuah situs tujuh museum yang dirancang pada penghujung 1970-an. Di kompleks ini terdapat pula Museum Pos dan pelbagai museum seni terapan, etnografi, sinema, arsitektur, patung, dan lukisan Eropa dari abad ke-14, juga sekolah seni dan taman-taman. Di seberang sungai—masih termasuk dalam kelompok museum ini—terdapat Museum Yahudi. Museum ini berlokasi di istana House of Rothschild, keluarga Yahudi kaya yang terkenal. Museum ini menggambarkan sejarah Yahudi di Jerman sejak abad pertengahan hingga masa kini dan berpusat pada ghetto Yahudi di Frankfurt. Museum penting lainnya di Frankfurt adalah Museum Senckenberg, dengan koleksi luas sejarah alam, khususnya palaeontologi.
Baca Juga: Spanyol Jadi Tamu Kehormatan di Pameran Buku Frankfurt 2022
Artikel Terkait
Kronik Pameran Buku Frankfurt (4): Langkah Indonesia ke Frankfurt
Kronik Pameran Buku Frankfurt (5): Persiapan Indonesia Menuju Frankfurt
Kronik Pameran Buku Frankfurt (6): Indonesia, 17.000 Pulau Imaji
Kronik Pameran Buku Frankfurt (7): Senarai Tamu Kehormatan Frankfurter Buchmesse