Oleh Ready Susanto, editor dan penulis
Dalam Kronik Pameran Buku Frankfurt berikut ini disajikan mengenai Kota Mainz, kota tua tempat Gutenberg mulai mengoperasikan percetakan. Diangkat dari buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).
Turun dari kereta di stasiun Mainz, kesan pertama yang muncul adalah Mainz adalah kota tua yang penuh dengan bangunan kuno. Kesan itu makin kuat kalau kita terus menjelajahi kota yang dulunya merupakan benteng Maguntiacum yang dibangun oleh para prajurit Romawi pada abad pertama sebelum Masehi.
Jalan-jalannya terbuat dari susunan batu-batu kokoh yang tampak menghitam karena usia. Bangunan-bangunan berarsitektur lama tetap bertahan di setiap sisi kota, tampak bersih dan terpelihara. Kafe-kafe di pinggir jalan dengan mudah kita temui, mudah dikenali penampilannya dari kursi-kursi kayu yang mengitari meja, kadang-kadang dengan payung-payung besar yang menaunginya.
Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan tampil pada Pameran Buku Frankfurt 2022
Terletak di barat daya Jerman dan merupakan ibukota negara bagian Rhineland-Palatinate, Mainz tepat berada di ujung seberang Sungai Main yang bermuara di Sungai Rhine. Pemandangan Sungai Rhein yang luas dan bersih bisa dinikmati dari sebuah pelataran luas di sisi sungai yang dipenuhi bangku-bangku tempat bersantai.
Ingin melihat ke seberang sungai, masukkan saja uang logam ke teropong yang tersedia di tempat itu, teropong akan terbuka dan bisa digerakkan selama beberapa menit. Dari dermaga itu pula, para pengunjung yang ingin ikut feri wisata yang melayari kota-kota Jerman sepanjang Sungai Rhein, bisa naik.
Pemandangan Mainz didominasi enam menara Katedral Mainz yang berbatu pasir merah tergaya Roman. Katedral Mainz yang didirikan pada awal abad ke-11 ini termasuk yang terbesar di Rhineland. Patung-patung abad pertengahan yang besar-besar menghiasi ruang bagian dalam katedral yang besar. Ruang-ruang dalam katedral juga memperlihatkan ciri-ciri arsitektur abad lampau.
Baca Juga: Raja Spanyol dan Presiden Jerman akan Hadir di Pembukaan Pameran Buku Frankfurt 2022
Mainz adalah kota pelabuhan yang besar dan pusat perdagangan anggur yang ternama di Eropa. Tak heran, karena kota ini memang memiliki kebun anggur seluas 445 hektar. Seperti halnya kota-kota lainnya di Jerman, Mainz adalah sebuah kota manufaktur. Barang-barang yang dihasilkannya beragam, mulai dari bahan-bahan kimia, mesin, barang-barang metal, alat-alat presisi, sampai peralatan cetak.
Soal peralatan cetak tentu saja Mainz bukan kota “kemarin sore”. Bukankah tokoh percetakan dan perintis mesin cetak, Johann Gutenberg (1400-1468) adalah kelahiran Mainz? Catatan detail kehidupan dan karya “Bapak Percetakan” Gutenberg sendiri tidaklah cukup memadai. Dia diperkirakan lahir sekitar tahun 1400, mungkin pada awal 1394, dan merupakan seorang pandai emas. Keluarganya kemudian tinggal di Strasbourg, di mana Gutenberg pada 1438 bermitra dengan Andreas Dritzehn melakukan percobaan dalam bidang percetakan.
***
Artikel Terkait
Kronik Pameran Buku Frankfurt (5): Persiapan Indonesia Menuju Frankfurt
Kronik Pameran Buku Frankfurt (6): Indonesia, 17.000 Pulau Imaji
Kronik Pameran Buku Frankfurt (7): Senarai Tamu Kehormatan Frankfurter Buchmesse
Kronik Pameran Buku Frankfurt (8): Frankfurt, Kota Museum yang Tersibuk