Kronik Pameran Buku Frankfurt (10): Kisah Gutenberg di Kota Mainz

- Rabu, 12 Oktober 2022 | 15:24 WIB
Museum Gutenberg, Mainz (Sumber: Wikipedia)
Museum Gutenberg, Mainz (Sumber: Wikipedia)

Oleh Ready Susanto, editor dan penulis

Dalam Kronik Pameran Buku Frankfurt berikut ini disajikan mengenai Kota Mainz, kota tua tempat Gutenberg mulai mengoperasikan percetakan. Diangkat dari buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).

 

Sekitar tahun 1450, Gutenberg menjalin kerja sama dengar pedagang Jerman Johann Fust untuk membuat mesin cetak yang digunakannya untuk mencetak Injil besar berbahasa Latin dan juga beberapa buku kecil dan selipat (leaflet). Kitab Injil ini—yang kemudian dikenal sebagai Injil Gutenberg, Injil 420 Baris, atau Injil Mazarin (karena ditemukan pada 1760 di antara buku-buku tokoh Prancis Kardinal Jules Mazarin), diselesaikannya pada sekitar tahun 1456. Peter Schoffer—me­nantu Fust sekaligus asisten Gutenberg, diduga sangat mem­bantunya dalam proses pencetakan ini.

Baca Juga: Semarak Pameran Buku Frankfurt 2022 dengan Berbagai Acara

Johann Fust dan Gutenberg akhirnya pecah kongsi pada 1455. Fust menuntut Gutenberg membayar kembali uang yang diinvestasikan, dan karena kalah berperkara Gutenberg menyerahkan sahamnya di perusahaan itu. Tetapi Gutenberg terus mencetak, di Mainz dan di kota tetangganya Eltvie, ko­non atas pinjaman peralatan cetak dari seorang pegawai kota­praja, Kondrad Humery. Seorang tokoh masyarakat Jerman, Adolph II, kemudian memberikan pekerjaan kepada Guten­berg pada tahun 1465 hingga akhir hayatnya, 3 Feb­ruari 1468, sebagai penghargaan atas jasa Gutenberg.

Jejak Johann Gutenberg dapat ditemui di bekas tempat tinggalnya yang dijadikan museum pada tahun 1900. Di mu­seum yang tidak begitu besar ini kita bisa menyaksikan mesin cetak dan bengkel kerja Gutenberg yang telah direka ulang. Beberapa contoh cetakan dapat dilihat di sini, antara lain nas­kah Injil asli yang dicetak antara tahun 1452 dan 1455.

Baca Juga: Mimbar Bagi Penulis dan Penerbit Ukraina di Pameran Buku Frankfurt 2022

 Penulis di Rathausplatz, Mainz
 Penulis di Rathausplatz, Mainz (Foto: Eko Endarmoko)

Bagi para pengunjung museum ini, juga tersedia berma­cam-macam cenderamata, misalnya kaus oblong bergambar Gutenberg. Boleh juga berfoto dengan latar belakang kepala Gutenberg atau batu besar berbentuk buku yang ada di ha­laman museum.

Mainz yang pernah luluh lantak karena dibombardir Sekutu pada Perang Dunia II berpenduduk sekitar 178.000 pada tahun 1990. Selain tempat-tempat yang telah disebut tadi, ada berapa tempat penting di kota ini, misalnya Gereja St. Stephen (dibangun antara 1976 dan 1979) yang kaca ber­warnanya dibuat oleh seniman Marc Chagall. Ada pula sebu­ah museum sejarah Romawi dan Jerman, lalu sebuah mu­seum lain mengenai Rhineland, serta sebuah universitas. Juga ada beberapa festival yang digelar pada bulan-bulan ter­tentu pada setiap tahunnya.

***

Terima kasih sudah mengikuti Serial Kronik Pameran Buku Frankfurt. Jangan ketinggalan ikuti pula Serial Buah Tangan dari Frankfurt (1-18).

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Majenun

Minggu, 4 Juni 2023 | 22:34 WIB

Hira

Sabtu, 3 Juni 2023 | 10:38 WIB

Ketika Wina Menjadi Anak

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:57 WIB

Masih Adakah Pancasila?

Jumat, 2 Juni 2023 | 09:54 WIB

Denny Indrayana: Bukan Nyanyian Kode

Jumat, 2 Juni 2023 | 07:50 WIB

Jokowisme

Kamis, 25 Mei 2023 | 15:19 WIB

Awas, JK Kuda Hitam Cawapresnya Anies Baswedan!

Selasa, 23 Mei 2023 | 13:48 WIB

Pakar Telematika: Kasus Korupsi di Kominfo

Jumat, 19 Mei 2023 | 20:51 WIB

Bercermin pada Garuda Muda

Jumat, 19 Mei 2023 | 11:41 WIB

Mahalnya Johnny Plate bagi Nasdem

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:46 WIB
X