Buah Tangan dari Frankfurt (5): Frankfurter Buchmesse pun Dimulai

- Jumat, 14 Oktober 2022 | 10:45 WIB
Penulis (kanan) dan Eko Endarmoko di depan stan Pustaka Utama Grafiti (Foto: Koleksi pribadi)
Penulis (kanan) dan Eko Endarmoko di depan stan Pustaka Utama Grafiti (Foto: Koleksi pribadi)

Oleh Ready Susanto, editor dan penulis

Mewakili Penerbit Pustaka Utama Grafiti sebagai penerbit undangan, penulis bersama Eko Endarmoko, berkesempatan hadir di Pameran Buku Frankfurt  ke-48 pada 2-7 Oktober 1996. Berikut ini adalah catatan perjalanan penulis yang sudah diterbitkan dalam buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).

Siang harinya, masih dalam pengaruh jetlag, saya dan Mas Moko melangkah keluar flat. Udara dingin musim gugur segera menyergap kami, sangat terasa di pucuk hidung dan daun telinga. Dengan peta Frankfurt di tangan, kami berniat menuju ke lokasi pameran dengan berjalan kaki. Saya dan Mas Moko masing-masing menenteng buku-buku yang akan kami pamerkan, puluhan judul buku yang sebagian besar, syukurlah, tak terlalu tebal.

Mengikuti arah peta, kami keluar dari Garbenstrasse, menyusuri Gutleutstrase kemudian berbelok ke kiri ke Cam­berger Strase.  Sekitar tiga puluh menit kami berjalan me­nyusuri jalan-jalan itu, kami tiba di lokasi pameran melalui pintu samping. Mobil dari pelbagai penerbit terlihat keluar-masuk dari lokasi pameran. Kami langsung mencari bangsal 9 tempat kami akan menemui orang-orang dari Divisi Inter­nasional. Tak sulit menemukan “markas” Divisi Internasional dengan peta lokasi dan petunjuk arah yang jelas.

Baca Juga: Kronik Pameran Buku Frankfurt (10): Kisah Gutenberg di Kota Mainz

Di sana kami bertemu lagi dengan Singh, dan Duffner yang datang belakangan. Kami pun diperkenalkan dengan Doris Obenlander, wanita setengah baya yang saya kenali sebagai atasan Duffner di Divisi Internasional. Uang saku buat satu orang diserahkan, setelah dipotong biaya sewa flat untuk kami berdua. Satu tiket bepergian yang berlaku selama masa pameran juga diserahkan. Satu tiket lainnya kami beli di salah satu loket yang banyak tersebar di arena pameran.

***

Esok harinya, 31 Oktober 1996, setelah para undangan Divisi Internasional yang berjumlah cukup banyak (hampir 100 peserta) berkumpul, kami diajak ke sebuah ruangan untuk acara penyambutan resmi dan pengarahan. Beberapa sambutan memperjelas kiprah Divisi Internasional dalam program mereka untuk penerbit dari Asia, Amerika Latin, dan Afrika dalam misalnya program “South-North Meeting Point”.

Ruang pameran untuk stan-stan undangan terdapat di lantai 1 bangsal 9. Di lantai itu terdapat juga sebuah tempat khusus untuk acara-acara seminar dan diskusi panel yang juga dijadwalkan berlangsung tiap hari, dengan tema-tema yang terkait dengan perkembangan buku-buku di negara Utara-Selatan. Stan Pustaka Utama Grafiti terletak di pinggir, bersatu dengan stan Southbound Sdn. Bhd., Malaysia.

Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan tampil pada Pameran Buku Frankfurt 2022

Di depan kami ada stan penerbit India, Srilanka, dan Korea. Di sebelah kiri ada stan Pak Mesbahuddin Ahmed dari Ankur Prakashani, Dhaka, Bangladesh, dan stan penerbit dari Vietnam. Stan penerbit Myanmar ada di sebelah stan penerbit Vietnam. Stan Pak Ahmed El-Zayadi dari Mesir ada di barisan lain. Di sebelah kanan stan kami, di seberang lorong ada stan “piket” Divisi Internasional. Sepemandangan dari stan kami, di ujung lorong, ada stan Penerbit Baobab, salah satu penerbit buku anak dari Swedia.

Kami menata stan pada 1 Oktober 1996. Berdasarkan manual penataan stan yang sudah kami dapat sejak di Tanah Air, kami sudah menyiapkan selotip dua-muka (double tape) dan tulisan nama penerbit berlatar merah-putih. Di bawah  tulisan nama penerbit, kami menempelkan beberapa sampul buku terbitan Pustaka Utama Grafiti. Tak lupa kami mema­sang pula bendera merah putih agar identitas Indonesia sema­kin tampak. Tidak terlalu banyak yang kami lakukan, untuk menata stan, karena rak-rak telah terpasang dengan rapi, sehingga kami tinggal memajangkan buku-buku yang kami bawa secara menarik.

Acara pembukaan resmi FBF berlangsung pada 1 Oktober pukul 17.00. Dalam acara itu hadir Walikota Frankfurt Petra Roth, Kanselir Jerman Dr. Helmut Kohl, Presiden Irlandia Mary Robinson, dan Presiden Asosiasi Penerbit dan Pedagang Buku Jerman, Gerhard Kurtze. Tokoh lain yang menyampaikan pidato adalah pemenang Hadiah Nobel Sastra 1995 dari Irlandia, Seamus Heaney.

***

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Membangun Empati Pada Keselamatan Lalulintas

Minggu, 26 Maret 2023 | 03:45 WIB

Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh (1)

Kamis, 23 Maret 2023 | 07:50 WIB

Duo Plate dalam Pusaran Korupsi BAKTI Kominfo

Rabu, 15 Maret 2023 | 00:32 WIB

Tantangan Besar Erick Thohir

Kamis, 9 Maret 2023 | 15:32 WIB

Mari Kita Ubah, Sebelum Kita Diubah Bangsa Lain!

Kamis, 9 Maret 2023 | 06:46 WIB

Pemilu 2024 Harus Tetap Digelar Tepat Waktu

Selasa, 7 Maret 2023 | 23:09 WIB

Erick Thohir dalam Bayang-bayang Mpu Gandring

Senin, 6 Maret 2023 | 23:43 WIB
X