Buah Tangan dari Frankfurt (8): Matahari di Musim Gugur

- Minggu, 16 Oktober 2022 | 16:37 WIB
Ruang terbuka di lokasi Pameran Buku Frankfurt (Sumber: Messe Frankfurt)
Ruang terbuka di lokasi Pameran Buku Frankfurt (Sumber: Messe Frankfurt)

Oleh Ready Susanto, editor dan penulis

Mewakili Penerbit Pustaka Utama Grafiti sebagai penerbit undangan, penulis bersama Eko Endarmoko, berkesempatan hadir di Pameran Buku Frankfurt  ke-48 pada 2-7 Oktober 1996. Berikut ini adalah catatan perjalanan penulis yang sudah diterbitkan dalam buku Buah Tangan dari Frankfurt: Sejumlah Kenangan dan Catatan tentang Dunia Perbukuan (Penerbit Matakamera, 2020).

Lapangan besar di halaman depan lokasi Frankfurt Book Fair  digunakan untuk berbagai keperluan. Pada bagian pinggir terdapat po­hon-pohon yang menaungi kursi-kursi dari batu, tempat orang duduk-duduk. Melingkar ke bagian tengah, biasanya dipakai untuk lokasi parkir mobil. Di bagian ini pula berdiri sebuah bangunan bundar tempat pameran yang berkait de­ngan tema FBF ke-48 mengenai Irlandia. Di sisinya berdiri balon besar berbentuk boneka Gulliver yang menjulang ting­gi.

Baca Juga: Taylor Swift Segera Rilis Album 'Midnights'

Pelataran kosong berlantai semen itu juga dipakai oleh orang-orang yang duduk dan berjemur. Di bawah balon Gulli­ver orang-orang menikmati pagi atau siang yang berma­tahari. Jangan bayangkan panas matahari itu benar-benar terasa. Menurut kami, orang-orang itu agak “aneh” karena panas yang sampai ke tubuh kita rasanya kalah dengan angin dingin yang bertiup kencang pada musim gugur. Saya dan Mas Moko, misalnya, merasa lebih hangat bila berada dalam ruangan daripada di lapangan yang “bersimbah matahari” itu. Tetapi pada sore hari, bila gerimis turun, lapangan itu mendadak sepi dan tinggal Gulliver yang berdiri sendirian di sana.

Di dalam bangunan bundar di tepi lapangan bagian de­pan berlangsung pameran yang terkait dengan tema tahun­an Frankfurt Book Fair. Kami menyempatkan mampir ke arena pameran itu sekali. Orang-orang berjubel menyaksikan benda-benda yang dipamerkan itu. Ada naskah-naskah buku bersejarah, foto-foto, dan pelbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan perbukuan dan kebudayaan di Irlandia yang tahun itu menjadi tema pameran.

Baca Juga: Taylor Swift Bersyukur Dapat Berkolaborasi dengan Lana Del Rey

Tubuh saya dan Mas Moko tentu saja kecil dibandingkan dengan para penonton lain yang datang di sana sehingga kadang-kadang agak sulit melihat benda-benda yang dipamerkan di antara kerumunan sede­mikian banyak orang. Namun akhirnya kami “berhasil” juga menerobos kerumunan dan menyelesaikan satu putaran me­nonton pameran itu.

***

 

Ikuti lanjutan tulisan ini dalam Buah Tangan dari Frankfurt (9): Kedai Langganan

 

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jokowisme

Kamis, 25 Mei 2023 | 15:19 WIB

Awas, JK Kuda Hitam Cawapresnya Anies Baswedan!

Selasa, 23 Mei 2023 | 13:48 WIB

Pakar Telematika: Kasus Korupsi di Kominfo

Jumat, 19 Mei 2023 | 20:51 WIB

Bercermin pada Garuda Muda

Jumat, 19 Mei 2023 | 11:41 WIB

Mahalnya Johnny Plate bagi Nasdem

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:46 WIB

Pakar Telematika :Menelisik Kasus BSI

Rabu, 17 Mei 2023 | 17:42 WIB

Pengamat Telematika:Masih Soal CCTV Kualanamu

Rabu, 17 Mei 2023 | 17:32 WIB

Analisa Pasar :Samuel Kesuma,CFA

Rabu, 17 Mei 2023 | 16:16 WIB

Sulitnya Menulis Puisi UNTUK Anak-Anak.

Minggu, 14 Mei 2023 | 12:32 WIB

Kualitas Terselubung Gus Yaqut.

Sabtu, 13 Mei 2023 | 06:39 WIB

Masalahnya Bukan Soal Rukiah Server BSI

Jumat, 12 Mei 2023 | 15:30 WIB
X