Oleh: Karyudi Sutajah Putra
MAKA prihatinlah kita. Dari kabar yang ramai tersiar, terjadi insiden pelemparan telur di Kantor DPW Partai Nasdem Aceh di Desa Pango, Kota Banda Aceh, Sabtu (3/12/2022).
Insiden itu terjadi di Subuh buta sebelum acara silaturahmi bakal calon presiden dari Nasdem, Anies Baswedan dengan masyarakat Aceh di Lapangan Pango.
Selain prihatin, kita juga mengecam keras jika peristiwa bernuansa teror itu benar-benar terjadi. Namun, agaknya kita pun perlu menganalisis seputar insiden itu.
Pertama, Ketua DPW Nasdem Aceh Teuku Taufiqulhadi mengklaim pelakunya adalah pembenci Anies. Pertanyaannya, bukankah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024 adalah orang asli Aceh? Membenci Anies berarti membenci Surya Paloh. Bagaimana bisa orang Aceh membenci Surya Paloh yang orang asli Aceh?
Benci atau cinta memang relatif. Nisbi. Tapi kecil kemungkinannya masyarakat Aceh membenci Surya Paloh yang merupakan sosok kebanggaan masyarakat Serambi Mekah itu. Apalagi faktanya, dalam acara silaturahmi itu kehadiran Anies justru dielu-elukan oleh masyarakat setempat.
Taufiqulhadi juga mengklaim insiden itu bukan perilaku orisinal orang Aceh, melainkan perilaku hasil "impor". Pertanyaannya, bukankah selama ini masyarakat Aceh sudah familiar bahkan terlalu familiar dengan aksi-aksi teror semacam itu, baik dalam skala kecil maupun besar? Bagaimana bisa aksi pelemparan telur busuk disebut sebagai perilaku impor?
Bila memang insiden pelemparan telur busuk itu sebuah teror, pertanyaan berikutnya, kalau memang mau melakukan teror, mengapa dilakukan saat Subuh atau pagi buta ketika tempat kejadian perkaranya masih sepi, bukan saat Anies atau massa sudah datang dan berkumpul? Mengapa pula teror dilakukan dengan telur busuk, bukan dengan bom molotov misalnya?
Dus, perilaku teror, kalau memang bisa disebut teror, tersebut mungkin sebatas aksi orang iseng belaka, bukan sesuatu yang serius.
Artikel Terkait
Momen Pamitan Anies Ke Jokowi: Ini adalah Adab dan Etika Apabila Kita Sudah Selesai
Di Medsos, Anies Banyak Diserang, Erick Lebih Tertata
Menguji Kebohongan FKM Soal 20 Juta Suara Anies Baswedan