ABEPURA, suaramerdeka-jakarta.com - Pegiat antikorupsi Papua, Yerry Basri Mak, SH mengatakan, pihaknya siap menjadi mitra Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna meminimalisir praktik-praktik korupsi dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua jilid dua.
Yerry menyebut, pada era Otsus jilid satu, pihaknya dan pegiat antikorupsi lainnya juga menerima banyak keluhan masyarakat. Pada umumnya, masyarakat mengeluhkan belum merasakan manfaat dana Otsus.
“Banyak itu aktivis-aktivis (antikorupsi di Papua) yang berteriak mengenai dana Otsus ini, karena dana Otsus ini belum turun sampai ke bawah, belum dirasakan oleh masyarakat Papua,” kata Ketua LSM Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) di Abepura.
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Sosiri Sebut Kegagalan Otsus adalah Kegagalan Pemimpin Papua
Menyikapi keluhan masyarakat itu, Yerry Basri Mak meminta agar pengelolaan anggaran Otsus jilid dua perlu dibenahi secara sungguh-sungguh oleh Pemerintah Pusat agar lebih berdaya guna mensejahterakan masyarakat hingga ke pelosok-pelosok Papua.
“Pengelolaan anggaran (Otsus) ini harus dibenahi supaya masyarakat bisa merasakan itu. Kalau dana Otsus betul-betul turun dan dikelola secara baik, pasti masyarakat Papua sejahtera dengan dana Otsus itu,” ujar Yerry.
Salah satu cara membenahi pengelolaan dana Otsus, lanjut Yerry, adalah memperbaiki tata kelolanya serta memperketat pengawasannya. Dirinya setuju jika pengawasan terhadap pengelolaan dana Otsus dilakukan oleh satu badan yang secara khusus dibentuk dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat di Papua, termasuk pelibatan para pegiat antikorupsi.
“Badan ini harus diisi juga oleh aktivis-aktivis (antikorupsi), diisi oleh tokoh agama, diisi oleh tokoh adat, dengan tokoh pemuda, tokoh perempuan, supaya mereka ini bisa mengontrol dana ini, begitu,” saran Yerry.
Terkait penanganan kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe, Yerry mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan KPK. Lembaga antirasuah itu dinilainya telah mengedepankan hak asasi Lukas sebagai tersangka, serta telah mempertimbangkan potensi konflik yang mungkin terjadi jika Lukas dijemput paksa.
Artikel Terkait
Kekalahan itu Guru.
Peringatan Hari Guru dalam Sastra.
Selamat Milad Maston Lingkar
Melongok Tiga Penyair Membedah Karya Puisi , Oleh : Pulo Lasman Simanjuntak/Pegiat Sastra dan Budaya
Analisa Jaring Sosial Tentang Topik TNI AU di Minggu Pertama Tanggap Darurat Bencana Gempa Cianjur
Apa Persamaan PSSI Dan FIFA? Sama-sama Bisa Mengatur Juara.
Lemparan Telur Busuk di Acara Anies, Teror atau "Playing Victim"?
Kuda Hitam Pilpres 2024.
Hilangnya Si Anak Manja
Tokoh Masyarakat Sosiri Sebut Kegagalan Otsus adalah Kegagalan Pemimpin Papua