Katimbang Nonton Bokep

- Rabu, 4 Januari 2023 | 16:16 WIB
Sosiawan Leak (Yustinus Popo)
Sosiawan Leak (Yustinus Popo)

Oleh Sosiawan Leak.

SURAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- "Orang nonton masjid aja kok sampai bikin macet jalan ya, Pak..."

driver ojol yang kutumpangi tiba-tiba mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Jln. Ahmad Yani 128 Surakarta, tempat berdirinya masjid hibah dari pemerintah UEA (Uni Emirat Arab) untuk Indonesia.

masjid yang merupakan replika dari masjid Sheikh Zayed di Abu Dabi UEA itu menjadi simbol persahabatan antara kedua negara, meski kerap pula disebut-sebut sebagai hadiah untuk Presiden Jokowi dari Pangeran UEA.

Berdiri di bekas area Depo Pertamina Gilingan berlahan 3,6 hektar, dengan bangunan seluas 8.000 meter persegi, tempat ibadah itu dipastikan menelan dana tak kurang dari 300 miliar.

Maka, jadilah masjid Raya Sheikh Zayed Al-Nahyan Surakarta tersebut sebagai bangunan termegah dan terindah di kota Solo. Terlebih jika malam hari ditimpa serta diselinapi sinar lampu gemerlapan dengan titik fokus serta tata pencahayaan yang tampaknya diperhitungkan secara matang.

Tak pelak tempat ibadah berarsitektur campuran Maroko dan Timur Tengah itu menjadi wahana baru wisata religi yang dijubeli pengunjung saban hari.

Sementara sejak diresmikan Sheikh Zayed bersama Jokowi (di sela-sela event G20 di Nusa Dua pertengahan November 2022) animo masyarakat dari berbagai kota terus tiada henti, bergantian datang dan pergi.

Biarpun belum diizinkan beribadah di masjid yang nantinya bakal mampu menampung 10 ribu jemaah itu, warga merasa puas serta cukup senang meski hanya berswafoto atau mengabadikan momen indahnya dengan teman dan handai taulan.

Repotnya, selain buru-buru menyatakan bahwa kelak anggaran operasional dan perawatan masjid bakal menjadi tanggungan pemerintah pusat, pemkot Surakarta juga telah terkesan kurang memperhatikan pengaturan lalu lintas dan parkir kendaraan wisatawan di sekitar wilayah tersebut.

Walau belakangan, meski terlambat, dishub sempat merespon dengan menentukan area pengunjung, meletakkan pagar pembatas agar mereka tak meluber ke jalan hingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Namun tetap saja kemacetan di daerah itu acap kali terjadi.

Pasalnya, para juru parkir (warga sekitar barangkali, tak berseragam, tanpa dibekali karcis resmi) terkesan improvisatoris dan ala kadarnya dalam mengatur lalu lintas serta menata mobil dan bus pariwisata yang berhenti, menaikan dan menurunkan penumpang atau mangkal di pinggir jalan.

Itulah kenapa asal-asalan pula aku menanggapi omelan driver ojol menyoal kemacetan.

"Nggak apa-apa, Mas. Lebih baik nonton masjid katimbang nonton bokep. Nonton masjid paling-paling bikin macet jalanan. Nonton bokep bisa bikin mogok hati dan pikiran!", candaku sekenanya namun membuatnya ngakak di sepanjang rute perjalanan berikutnya, menuju terminal bus antar kota.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Membangun Empati Pada Keselamatan Lalulintas

Minggu, 26 Maret 2023 | 03:45 WIB

Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh (1)

Kamis, 23 Maret 2023 | 07:50 WIB

Duo Plate dalam Pusaran Korupsi BAKTI Kominfo

Rabu, 15 Maret 2023 | 00:32 WIB

Tantangan Besar Erick Thohir

Kamis, 9 Maret 2023 | 15:32 WIB

Mari Kita Ubah, Sebelum Kita Diubah Bangsa Lain!

Kamis, 9 Maret 2023 | 06:46 WIB

Pemilu 2024 Harus Tetap Digelar Tepat Waktu

Selasa, 7 Maret 2023 | 23:09 WIB

Erick Thohir dalam Bayang-bayang Mpu Gandring

Senin, 6 Maret 2023 | 23:43 WIB

Robohnya Pancasila Kami

Selasa, 28 Februari 2023 | 23:55 WIB
X