Metaverse adalah Kunci.

- Rabu, 8 Februari 2023 | 01:18 WIB
Metaverse adalah Kunci  (Istimewa )
Metaverse adalah Kunci (Istimewa )

Oleh Levi

JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Beberapa tahun terakhir, pembahasan metaverse menjadi topik yang paling masif dibicarakan bersesuaian dengan perkembangan teknologi digitalisasi di Indonesia.

metaverse hadir sebagai platform yang mengintegrasikan wilayah dunia nyata ke dunia maya, mencakup kehidupan sosial dan kebutuhan inklusi penggunanya.

Ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan banyak orang di seluruh dunia. Satu orang di bagian negara barat dapat berinteraksi dengan individu di negara timur dalam hitungan detik. 

Baca Juga: Menimbang Gibran di Pilgub Jateng.

Dalam proses interaksi tersebut, aspek utama yang menjadi permasalahan adalah keterbatasan penuturan bahasa yang mampu menyambungkan pelaku interaksi. bahasa merupakan instrumen yang digunakan untuk menghubungkan individu.

Individu membutuhkan sesuatu dalam komunikasi, seorang pembicara membutuhkan koneksi dengan lawan bicaranya untuk memastikan bahwa pesan tersampaikan dengan baik.

Dengan adanya bahasa komunikasi masyarakat bisa dijembatani sehingga mampu menciptakan perkumpulan atau perhimpunan masyarakat yang lama kelamaan akan berkembang menjadi masyarakat, kelompok besar, suku, negara, hingga peradaban. 

Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.

Namun, sangat mungkin jembatan fungsi bahasa itu terpisah terutama ketika dua orang dari benua yang berbeda sedang berbicara bersama. Penggunaan bahasa di setiap daerah berbeda-beda tergantung dari pengguna dan kebutuhan pengguna.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh kesesuaian budaya dan kebiasaan masyarakat sekitar daerah tersebut. Hal ini mengakibatkan bahasa dari satu daerah dan daerah lain memiliki keluaran yang berbeda.

Setiap daerah di dunia memiliki bahasa daerah atau bahasa ibu tersendiri yang membedakannya dengan daerah lain di dunia. Artinya ketika orang Indonesia dan orang Arab berbicara bersama-sama, mereka mungkin tidak mengerti satu sama lain karena mereka gagal mengidentifikasi makna dari bahasa yang diucapkan.

Baca Juga: Keniscayaan untuk Gus Yaqut.

Oleh karena itu, diperlukan bahasa yang menjebatani dan menyatukan masyarakat yang memiliki perbedaan budaya, bahasa, dan daerah tinggal.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Membangun Empati Pada Keselamatan Lalulintas

Minggu, 26 Maret 2023 | 03:45 WIB

Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh (1)

Kamis, 23 Maret 2023 | 07:50 WIB

Duo Plate dalam Pusaran Korupsi BAKTI Kominfo

Rabu, 15 Maret 2023 | 00:32 WIB

Tantangan Besar Erick Thohir

Kamis, 9 Maret 2023 | 15:32 WIB

Mari Kita Ubah, Sebelum Kita Diubah Bangsa Lain!

Kamis, 9 Maret 2023 | 06:46 WIB

Pemilu 2024 Harus Tetap Digelar Tepat Waktu

Selasa, 7 Maret 2023 | 23:09 WIB

Erick Thohir dalam Bayang-bayang Mpu Gandring

Senin, 6 Maret 2023 | 23:43 WIB

Robohnya Pancasila Kami

Selasa, 28 Februari 2023 | 23:55 WIB
X