Pentingnya Menjaga Resep Tradisional Keluarga dari Preservasi Budaya Indonesia

- Selasa, 16 November 2021 | 10:54 WIB
Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dalam program konferensi yang bertajuk "Why Saving Our Grandma's Recipes is an Act of Cultural Preservation" (Suaramerdeka/Prajtna Lydiasari)
Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dalam program konferensi yang bertajuk "Why Saving Our Grandma's Recipes is an Act of Cultural Preservation" (Suaramerdeka/Prajtna Lydiasari)

JAKARTAsuaramerdeka-jakarta.com -Tradisi memasak di Indonesia memang lazim diwariskan secara turun menurun melalui praktik memasak bersama dari anggota keluarga yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda.

Namun, jika generasi muda tidak memiliki keinginan untuk mempelajari, maka resep-resep tradisional ini pun hilang secara perlahan-lahan.

"Sulit untuk menemukan resep tradisional dan catatan budaya makanan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Resep-resep asli ini perlahan menghilang ketika generasi muda menolak untuk belajar memasak dari pendahulu mereka atau hanya ibu mereka," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021 yang mengangkat tema "Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan" pada kuratorial sektor sandang, pangan dan papan, berkeinginan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga resep tradisional keluarga sebagai bagian dari preservasi budaya Indonesia dan pangan warisan, salah satunya melalui program konferensi yang bertajuk "Why Saving Our Grandma's Recipes is an Act of Cultural Preservation.”

Hilmar mengungkapkan jika hal tersebut terjadi akibat fenomena efek urbanisasi dan globalisasi, yang secara tidak langsung mengekspos masyarakat pada budaya yang berbeda, khususnya budaya modern yang mengganggu budaya pangan lokal.

"Pergeseran standar dan hilangnya resep dan budaya makanan asli tidak hanya akan memperburuk kemampuan bertahan hidup masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya lokal mereka," ungkapnya.

Tetapi, lanjut Hilmar, juga memunculkan ketergantungan pada produk eksternal yang terkait erat dengan isu perubahan iklim.

"Oleh karena itu, kami percaya, tindakan sederhana menyelamatkan resep asli seperti mencatat masakan nenek atau ibu kita adalah tindakan pelestarian budaya yang mungkin berdampak pada budaya kuliner dan ketahanan pangan masyarakat setempat, dan dalam perspektif yang lebih global, untuk skala nasional," tuturnya.

Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia, Sung Kim, turut menyambut
diselenggarakannya program konferensi.

Menurut Sung Kim saat ini, Indonesia dan Amerika Serikat kembali berdiri bersama untuk merayakan simpul kebudayaan yang telah terjalin lama diantara kedua negara, terutama bagaimana keberagaman telah
menyatukan kita bersama.

"Saya mengucapkan terima kasih, dan selamat untuk Nusa Gastronomy Foundation, dan rekan-rekan mereka di Pusat Kajian Resiliansi Universitas Tujuh Belas Agustus. Ini merupakan proyek pertama kami dalam sejarah dari 20 tahun dana hibah Kedutaan Amerika Serikat untuk Pelestarian Budaya yang khususnya berfokus pada pelestarian warisan kuliner dan tradisi pangan," kata Sung Kim.

Program konferensi "Why Saving Our Grandma's Recipes is an Act of Cultural Preservation" merupakan salah satu rangkaian penyelenggaraan PKN 2021 yang sepenuhnya diselenggarakan secara daring, dan akan ditayangkan pada tanggal 19-26 November 2021.

Keseluruhan rangkaian kegiatan ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui berbagai platform yang telah disediakan, yakni situs web PKN.id, kanal budaya Indonesiana TV di Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), dan juga kanal Youtube Budaya Saya. Selain itu, untuk kegiatan pembukaan dan penutupan dapat diakses langsung melalui siaran TVRI. ***

 

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X