JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional Bidang Perpustakaan 2022 yang dihelat di Ballroom Hotel Bidakara Jakarta pada Selasa, (29/3).
Seremoni pembukaan Rakornas Perpustakaan 2022 ini ditandai dengan pemukulan gong, dimana Menko PMK didampingi oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, menyatakan Rakornas Perpustakaan yang mengangkat tema,
“Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional” ini dibuka secara resmi. Sesi ini dilanjutkan dengan beragam diskusi menarik seputar persoalan dan tantangan literasi di Indonesia.

Usai seremoni pembukaan, Muhadjir Effendy yang juga didaulat menjadi Pembicara Kunci dalam sesi Rakornas Perpustakaan 2022 ini menyampaikan bahwa untuk mewujudkan manusia yang berkualitas dan berdaya saing,
maka pembangunan manusia harus didasarkan pada layanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan produktivitas dan pembentukan karakter.
Baca Juga: Bos Rans Cilegon FC Raffi Ahmad Pastikan Ronaldinho Hadir di Indonesia Pada Juni 2022
Dalam era digital ini, dikatakannya bahwa arus informasi sudah sangat mudah dijangkau, bahkan dunia mengalami kelimpahruahan sumber-sumber belajar, dan begitu mudahnya untuk mengakses sumber belajar itu.
Karena itu, Muhadjir Effendy mendukung penuh Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2022 yang mengambil tema digitaslisasi ini, karena masalah dan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini adalah seputar perilaku masyarakat di dunia maya.

“Sekarang problemnya justru nilai. Problem aksiologi. Karena itu sekarang harus pandai betul memilih bahan belajar. Karena bahan belajar itu tersedia begitu sangat lengkap, bahkan bercampur aduk dengan sampah,” katanya.
Baca Juga: Tidak Ada Penghapusan Sekolah dan Madrasah melalui RUU Sisdiknas
Kegagalan banyak orang dalam belajar adalah kegagalan memilah informasi yang tepat, terutama dari handphone masing-masing.
“Tugas kita sekarang adalah bagaimana bisa mengais dan mencari informasi yang bernilai dalam bak sampah, terutama sampah virtual,” sambungnya.
Muhadjir Effendy juga menekankan tantangan terbesar bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan perpustakaan digital dan literasi digital adalah Indonesia masih memiliki kesadaran aksiologis yang cukup rendah di dalam ruang interaksi digital.

Artikel Terkait
Perpustakaan Nasional Dukung Peningkatan Kualitas SDM AAU
Apresiasi Komisi X DPR RI atas Kinerja Perpustakaan Nasional