CIKARANG, suaramerdeka-jakarta.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti menyampaikan keterlibatan serta partisipasi dari pemerintah Prancis dan Schneider Electric menjadi bukti kepada publik bahwa kini sekolah menengah kejuruan (SMK) telah mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional.
"SMK memiliki peluang besar sebagai penyedia tenaga kerja berkualitas skala internasional," ujarnya dalam acara selebrasi kerja sama Indonesia dan Prancis bersama Schneider Electric di SMKN 1 Cikarang Selatan pada Kamis, 2 Juni 2022.
Pasalnya, Kemendikbudristek bersama pemerintah Prancis melalui PT. Schneider Indonesia (Schneider Electric) mengimplementasikan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) atau yang sebelumnya dikenal SMK Center of Excellence (CeO) yang sudah berjalan sejak 2019.
Untuk itu, dia mengapresiasi pemerintah Prancis dan PT. Schneider Indonesia yang terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas. "Kami berharap ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya," tuturnya.
Sasaran target dari kerja sama ini adalah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan otomasi industri. Hingga tahun 2022, program ini sudah melampaui target mencapai 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Sementara itu jumlah bantuan dana yang telah diberikan pemerintah Prancis mencapai Rp26 miliar. Selain pelatihan guru kejuruan, ruang lingkup kemitraan yang telah dilaksanakan lainnya adalah pembangunan ruang praktik siswa.
"Kerja sama yang dibangun ini merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan," ungkapnya.
Jika sudah link and match, lanjut dia, Kemendikbudristek meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global.
Suharti juga meyakini bahwa program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak mampu mengkatalisis revitalisasi SMK, dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga pada penerimaan tamatan.
"Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja di masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard menyatakan kerja sama pemerintah Prancis, pemerintah Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik swasta yang komprehensif di sektor pendidikan, mulai dari pembangunan pusat keunggulan, pembaruan kurikulum pendidikan, penyediaan fasilitas peralatan, dan teknologi terbaru.
"Pemerintah Prancis sangat senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan kami yang telah menjadi tenaga pelatih, kepada Schneider Electric Foundation dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi dan pengalamannya," kata Olivier.***