Jangan menjadi intelektual di menara gading, tetaplah membaur dan menjadi solusi problem-problem keumatan,” pesannya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Penuhi Undangan Untuk Hadiri Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah Ke-48 di Surakarta
“Jadilah agent moderasi beragama di tengah pluralitas bangsa. Wawasan keislaman dan keindonesiaan harus didesiminasikan ke tengah-tengah masyarakat. Agama harus tampil dengan wajahnya yang inklusif, sejuk dan damai,” lanjutnya.
Penguatan wawasan moderasi beragama, kata Wamenag sangat penting. Sebab, Indonesia adalah negara yang sangat majemuk.
Indonesia dikenal sebagai negara multi-etnis, dengan jumlah suku sebanyak 1.310, memiliki kepulauan terbesar mencapai 17.504 buah dan memiliki 742 bahasa dan sub bahasa yang masih hidup.
“Sungguh ini merupakan karunia Tuhan yang tiada tara, yang sulit dicarikan bandingannya dan perlu dirawat persatuan dan kerukunan masyarakatnya,” sebut Wamenag.
“Salah satu ikhtiar merawat kerukunan itu adalah melalui penguatan moderasi beragama,” tandasnya.***
Artikel Terkait
Wamenag: Indonesia Butuh Strategi Kebudayaan di Tengah Pusaran Global
Wamenag Buka Konferensi Internasonal The 8th ICEMS 2022 Harap Kampus Masifkan Penguatan Moderasi Beragama
Webinar Kebangsaan LDII, Wamenag: Kita Ini Warga Negara, Bukan Sekedar Penduduk di Satu Wilayah
Respon Kasus Amoral Oknum, Wamenag Ajak Masyarakat Kawal Reputasi Pesantren
Wamenag: Eksistensi Wanita Syarikat Islam Bukti Kontribusi Perempuan dalam Kemajuan Indonesia