Sekolah Perlu Kolaborasi

- Minggu, 9 Oktober 2022 | 19:47 WIB

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com

Secara  eksternal sekolah perlu melakukan kolaborasi dengan masyarakat ataupun organisasi terkait, seperti misalnya dengan Pusat Pembelajaran Keluarga yang berada dibawah koordinasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak


Sekolahpun bisa bekerjasama dalam kegiatan atau berkolaborasi dengan sekolah sekolah yang berdekatan lokasinya, untuk melakukan kompromi tentang nilai nilai yang berujung pada nilai kasih sayang, toleransi dan saling menghargai.


Sekolahpun bisa mengundang tokoh yang di idola kan anak untuk berbagi pengalaman yang pada dasarnya adalah penanaman nilai positif anti perundungan.

Baca Juga: Kronik Pameran Buku Frankfurt (4): Langkah Indonesia ke Frankfurt

 

Bila ditinjau lebih dalam lagi, maka pendidikan dan penanaman nilai yang lebih intens dapat dilakukan dalam tataran *kelas*. Guru dan siswa sama sama menggali nilai nilai utama anti perundungan.

Nilai nilai tersebut kemudian diturunkan dalam bentuk perilaku, yang setelah disepakati oleh semua siswa, dijadikan policy yang kemudian dibuat slogan tertulis yang bisa di tempel di kelas dan ruang sekilah.


Guru dan muridpun sama sama menciptakan iklim anti perundungan dengan melakukan tugas tugas kelompok yang mementingkan kerjasama dan menonjolkan sikap saling menghargai.

Baca Juga: Pelesiran ke Semarang, Kurang Lengkap Kalau Belum Cicipi Martabak Pizza Orins

Sebagai role model, guru harus menjaga sikap dengan tidak memberi label pada siswa ataupun meng anak emaskan siswa, karena hal tersebut rawan menjadi target perundungan.

Guru juga harus jeli menangkap gejala perilaku anak di kelas, bagaimana men supportnya dan bagaimana mengintervensi anak yang bermasalah
Siswa perlu didorong untuk berani bercerita kepada guru bila terjadi sesuatu dan juga berani bersikap bila ada hal hal yang mengarah ke perundungan.

Dalam tataran *Individu* siswa perlu dilatih untuk mengembangkan *"I statement" / *saya* dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga menunjukkan kepercayaan dirinya.

Baca Juga: Kronik Pameran Buku Frankfurt (2): Jalan Baru ke Itacha

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

SMKN 8 Surakarta Jadi Wajah Seni Pertunjukan Indonesia

Selasa, 20 Desember 2022 | 09:06 WIB

Sekolah Perlu Kolaborasi

Minggu, 9 Oktober 2022 | 19:47 WIB

Program Sekolah Swasta Gratis Diharap Terus Berjalan

Minggu, 18 September 2022 | 20:31 WIB
X