Revitalisasi Bahasa Daerah Bentuk Pelestarian agar dapat Diwariskan ke Penutur Muda

- Jumat, 11 November 2022 | 18:08 WIB
 (SM/Dok)
(SM/Dok)

MATARAM, suaramerdeka-jakarta.com - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan revitalisasi bahasa daerah sebagai bentuk pelestarian dan pelindungan bahasa daerah agar tidak punah dan dapat diwariskan kepada para penutur muda.

Sejalan dengan upaya memperkuat upaya pelindungan bahasa daerah, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah melaksanakan beberapa tahapan, yaitu rapat koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pelatihan guru master, pemantauan evaluasi, dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).

Bahasa daerah di NTB yang akan direvitalisasi, yakni bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo. Kegiatan revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan oleh Kantor Bahasa Provinsi NTB adalah FTBI Tahun 2022 yang dilaksanakan pada tanggal 7-9 November 2022 di Hotel Lombok Raya, Mataram.

Kegiatan FTBI menjadi ajang bagi siswa terlatih untuk unjuk kompetensi dalam hal pelestarian bahasa daerah. Cara ini dinilai efektif memantik semangat para siswa dalam mempelajari bahasa dan sastra daerahnya.

FTBI merupakan media apresiasi yang diberikan kepada para peserta revitalisasi bahasa daerah yang telah dilakukan secara berjenjang dari SD dan SMP di tingkat kabupaten/kota. FTBI yang digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi NTB ini mengundang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Aidy Furqan.

Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan NTB, Mohamad Mustari. Kepala Balai Guru Penggerak NTB, diwakili oleh Kasubbag Tata Usaha, serta beberapa perwakilan dari kampus.

Sebanyak 227 peserta berasal dari Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa Barat, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara, termasuk panita, juri, dan duta bahasa.

Terdapat kategori lomba berdasarkan bahasa sasak, samawa, dan mbojo yang masing-masing bahasa memliki beberapa mata lomba, yaitu menulis aksara, bercerita, komedi tunggal, berpidato, dan membaca puisi.

Kepala Kantor Provinsi Nusa Tenggara Barat, Puji Retno Hardiningtyas berharap kegiatan FTBI dapat pertama, meningkatkan kepedulian pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk melestarikan bahasa daerah di provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Kedua, meningkatkan semangat belajar para siswa dalam belajar bahasa daerah, ketiga penutur muda dapat menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah," ujar Puji Retno Hardiningtyas.

Selanjutnya, keempat menciptakan ruang kreatifitas dan kemerdekaan bagi penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya, serta kelima menemukan fungsi dan rumah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah di Nusa Tenggara Barat.

"Diharapkan para penutur muda ke depannya akan menjadi penutur aktif dan mempelajari dengan penuh sukacita melalui media yang mereka sukai," tuturnya.***

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

X