JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-
Siapa yang tidak kenal paling tidak mendengar nama besar SMK Wikrama Bogor? Tapi tahukah pembaca perjuangan seorang pendidik yang sangat gigih yakni Hj.ir.Itasia Dina Sulvianti,M.Si membangun sekolah tersebut berawal dari gudang KUD (koperasi unit desa) pada 1996 silam!
"Saya pendiri yang nekat, tapi saya termasuk visioner karena saya melihat SMK ini eye cathing" ujar Hj.Itasia mengisahkan perjuangannya saat menerima kunjungan peserta 'Unite for Education 2023' bersama PermataBank pada kamis (26/1).
Sebagai pendiri, Hj Itasia dengan lantang mengatakan Sekolah ini (SMK Wikrama Bogor) adalah sekolah perjuangan mengingat fasilitas sekolah yang sangat terbatas dan tentunya jumlah siswa yang masih minim pada 1996 dibanding saat ini yang sudah mencapai 1800 an siswa dengan jumlah guru/staf mencapai 110 orang.
Hj.Itasia yang juga dosen di departemen statistika IPB menggambarkan kemiskinan dengan frasa 'lemah lembut'. SMK memang dikenal sebagai pilihan terakhir bagi calon siswa, atau pilihan bagi masyarakat kurang mampu yang ingin segera bekerja setelah lulus.
Ia menggunakan pendekatan 'pentahelix' atau kolaborasi dengan berbagai pihak untuk keberlangsungan sekolah agar makin berkembang ditunjang fasilitas yang memadai bagi para siswa siswinya.
Pantaslah sang pendiri mengatakan Sekolahnya yang kini megah disebut sekolah perjuangan, kenapa?

Jalan menuju sekolah ini tak mudah. Dari jalan utama, butuh masuk ke sebuah jalan gang kecil sejauh 200 meter.
Ada tanjakan dan turunan karena jalannya pun tak rata, dengan kepadatan penduduk yang sebenarnya tidak layak ada bangunan megah sekolah ditengah perkampungan hingga sampai di jalan buntu dan bertemu satu lokasi bertuliskan SMK Wikrama Kota Bogor.
Tapi siapa sangka sekolah ini mempunyai bangunan yang sangat megah, teduh, nyaman dan sangat bersih karena seluruh siswa kebagian tugas membersihkan seluruh selasar hingga toilette sebagai bagian dari disiplin sejak di bangku sekolah.
Belum lagi fasilitas penunjang yang disebut Teaching Factory sangat lengkap dan megah tidak kalah dengan universitas swasta termahal di Jakarta.
Artikel Terkait
Harga Beras Naik Lagi, Emak-emak di Mataram Minta Firli Usut Permainan Mafia
Menangi Perang Saudara, Jonatan Christie Melangkah ke Perempat Final
Persib Sukses Kalahkan Borneo Dengan 10 Pemain, Luis Milla Sempat Gugup serta Was was
Pertagas Berikan Pelatihan Pembuatan baglog di Medan