JAKARTA- Tsunami transformasi muncul saat Pandemi Covid-19, dimana terjadi pergeseran masif model bisnis dari ranah offline ke digital.
Banyak juga kisah tentang perusahaan yang tumbang dan berguguran akibat pandemi.
Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang cepat maupun gagal mengadopsi teknologi dalam bisnis sehingga menjadi tidak relevan dalam persaingan usaha.
Sektor pendidikan tak luput mengalami perubahan besar yang didorong kebijakan pembatasan interaksi dimana seluruh kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka dihentikan secara total.
Baca Juga: Tren Baru, Cara Merawat Kesehatan Kulit dari Dalam Lewat Drinkable Retinol
Hal ini pun, dirasakan oleh Sinotif, bimbingan belajar spesialis di mata pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia, yang juga melakukan transformasi digital agar tetap survive di masa pandemi.
Hindra Gunawan selaku Founder Sinotif mengatakan, sejak awal pandemi pihaknya mengambil strategi untuk bertransformasi total secara digital, dimana memulai transformasi tersebut sejak Maret 2020.
"Hanya dalam kurun waktu 3 bulan, sistem pembelajaran di Sinotif sudah bertransformasi menjadi 100% online, hal tersebut juga didorong dengan semangat tinggi dari seluruh tim yang bekerjasama untuk bagaimana kami bisa survive menghadapi pandemi,” kata Hindra Gunawan melalui keterangannya, Selasa (31/1/2023).
Baca Juga: Witan Sulaeman Pilih Nomor Punggung 78 di Persija
Adaptasi yang dilakukan secara cepat ini terbukti berhasil, tidak hanya survive namun Sinotif mencatatkan pertumbuhan selama pandemi.
Selain itu, Sinotif juga berhasil menjangkau cakupan area yang lebih luas dari sebelumnya yang hanya berfokus di Jabodetabek kini menjangkau 20 provinsi di Indonesia, bahkan tercatat terdapat siswa dari 13 negara berbeda yang saat ini menimba ilmu di Sinotif.
Sektor pendidikan dan pelatihan online pun mulai bangkit dan mencatatkan pertumbuhan positif.
Adanya perubahan aktivitas belajar dari pertemuan langsung menjadi pertemuan virtual menyebabkan penggunaan platform pembelajaran online semakin meningkat sehingga memberikan keuntungan bagi start-up digital berbasis pendidikan.
Baca Juga: Pemilu 2024, Walhi Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin yang Peduli Lingkungan
Memasuki masa pasca pandemi, pembelajaran secara tatap muka pun mulai dilakukan namun ternyata terdapat sebagian siswa yang lebih senang belajar secara daring.
Dikutip dari Healthline, banyak anak yang ternyata lebih nyaman dan tidak cemas ketika harus belajar dari rumah saat pandemi baik dari sektor pendidikan formal maupun sektor pendidikan non-formal.
“Berdasarkan hasil diskusi kami dengan para orang tua siswa, metode pengajaran secara online dirasa lebih efektif baik dari segi waktu yang lebih fleksibel, biaya yang lebih efisien, dapat diakses dimanapun serta memungkinkan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing - masing siswa,” ujar Anthonyus Kuswanto, Co-Founder Sinotif.
Baca Juga: Instruksi Jokowi, Stabilkan Harga Beras!
Artikel Terkait
Ini Rumus Matematika Cinta Agar Rumah Tangga Langgeng
Pasca Pandemi Jakarta Kembali Macet, TV Raksasa City Vision Mampu Menghibur Pengendara
Penerbangan Perdana Umrah Pasca Pandemi di Bandara Kertajati
Pasca Pandemi, Masa Bulan Madu Akan Isu Kesehatan Segera Habis, Bio Farma Tak Mau Kehilangan Momentum
Erick Thohir: BUMN Terus Dorong UMKM Naik Kelas Melalui Pasar Digital
Optimis Transformasi Digital Berjalan Sukses, BRI Terus Kembangkan Talenta IT dengan Cara Jitu