Industri Mulai Rasakan Manfaat Langsung, Ajuan Investasi Industri Capai 2,3 Triliun

- Selasa, 7 Februari 2023 | 14:20 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati (SM/Prajtna Lydiasari)
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati (SM/Prajtna Lydiasari)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Tahun ini, jumlah industri pendaftar program sekolah menengah kejuruan Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD) sebanyak 2.559 industri, naik signifikan dari tahun sebelumnya.

Peningkatan jumlah pendaftar tersebut turut disertai dengan melonjaknya nilai ajuan investasi industri, yaitu mencapai Rp2,3 triliun. Sementara pada SMK PK SPD tahun 2022, industri yang terlibat adalah 349 industri dengan total investasi Rp439,25 miliar.

Jumlah pendaftar industri beserta ajuan nilai investasi tersebut diperoleh selama proses pendaftaran yang ditutup pada tanggal 20 Januari 2023 lalu melalui aplikasi Takola. Menanggapi tingginya antusiasme industri pada Program SMK PK SPD Tahun 2023.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati mengatakan bahwa peningkatan angka tersebut tidak terlepas dari kesuksesan penyelenggaraan SMK PK SPD sebelumnya. Industri mulai merasakan manfaat langsung program sehingga menyebabkan kepercayaan (trust) terhadap pendidikan vokasi meningkat.

"Program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan merupakan upaya transformasi pendidikan vokasi untuk mendorong satuan pendidikan vokasi mampu menyelenggarakan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan industri," katanya dalam temu media di Gedung D Kemendikbudristek, Jakarta pada Senin, 6 Februari 2023.

Oleh karena itu, lanjut Kiki, melonjaknya jumlah industri pendaftar menjadi sinyal positif peningkatan trust industri, serta terjadinya kemitraan yang organik di tingkat satuan pendidikan vokasi.

Kiki menjelaskan, peningkatan trust industri juga tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang Pemerintah lakukan untuk memperkuat pendidikan vokasi. Sejak Presiden Joko Widodo mencanangkan pendidikan vokasi sebagai program prioritas pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional.

Dalam beberapa tahun ke belakang Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi semakin gencar meningkatkan partisipasi industri melalui berbagai skema yang tidak hanya menguntungkan SMK, tetapi juga industri (mutual benefit).

"Adanya investasi industri, baik secara in cash maupun in kind pada Program SMK PK SPD juga merupakan langkah strategis untuk menciptakan ekosistem kemitraan vokasi yang terukur dan berkelanjutan," tuturnya.

Program SMK Pusat Keunggulan SPD, imbuh Kiki tidak berarti dimaknai membantu industri, tetapi mengandung pesan bahwa upaya mendidik dan memajukan bangsa harus dilakukan oleh semua pihak.

"Minat yang tinggi bermakna bahwa industri telah merasakan manfaat dari bermitra dengan satuan pendidikan vokasi. Benefit yang ditimbulkan tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri hingga akhirnya mampu berkontribusi sebagai penggerak ekonomi nasional," imbuhnya.***

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

X