JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di bidang tata boga untuk lebih kreatif dan cerdas dalam membaca peluang.
Salah satunya adalah industri kuliner yang sangat potensial dan terus mengalami pertumbuhan paling cepat pascapandemi Covid-19. LKP juga harus bersinergi atau berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar dapat menghadirkan layanan pendidikan yang inovatif dan mampu mendukung pengembangan industri boga di Indonesia.
"Setelah kita keluar dari zona merah Covid-19, kita bisa saksikan bahwa usaha-usah kuliner seperti pujasera dan pusat-pusat kuliner kembali bermunculan dan ini menandakan bahwa bidang kuliner dan boga itu sangat luar biasa," ujar Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat), Ditjen Diksi, Wartanto dalam dalam Webinar Nasional Sinergitas Ikatan Ahli Boga (Ikaboga) Indonesia di Jakarta pada Kamis, 9 Februari 2023.
Selain menjadi sektor yang cepat bangkit dari Covid-19, industri boga juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembukaan lapangan usaha baru.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Juni 2022, terdapat 11.223 usaha kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2020, di mana 8.042 usaha (71,65 persen) di antaranya berupa restoran atau rumah makan, 269 usaha (2,40 persen) berupa katering, dan sisanya 2.912 usaha (25,9 persen) masuk dalam kategori lainnya.
Oleh karena itu, sebagai salah satu satuan pendidikan vokasi nonformal, LKP, menurut Wartanto, harus dapat melihat peluang besar dari industri boga tersebut. LKP harus mampu menyediakan layanan pendidikan yang inovatif dan kreatif agar bisa melahirkan peserta didik yang mampu membuka usaha boga.
"Kursus tata boga itu menjadi salah satu kursus yang paling banyak diminati dan LKP di bidang boga harus memiliki kreativitas yang luar biasa," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Ikaboga Indonesia, Neni, menilai bahwa kerja sama dan sinergitas akan memungkinkan untuk saling mengetahui kebutuhan satu sama lain.
Kegiatan webinar ini merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) VII Ikaboga yang diisi dengan seminar, lokakarya, dan lomba-lomba. Kategori perlombaan berupa penataan parsel/hamper berisi olahan kue berbahan tepung beras dan lomba membuat minuman berbahan kopi nusantara.***