JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf menyampaikan bahwa Google berharap dapat memberikan dampak yang lebih besar dengan terbukanya peluang jumlah peserta tiga kali lipat dari tahun lalu.
Selain itu, Google juga ingin merangkul lebih banyak lagi peserta perempuan, mahasiswa vokasi, penyandang disabilitas, peserta dari non-IT, dan juga mahasiswa dari kota-kota kecil dan menengah.
"Suatu kebanggaan bagi kami untuk bisa menjembatani talenta muda Indonesia, peserta Bangkit 2023, dalam meraih mimpi menjadi profesional andal di bidang IT," ujarnya saat Pembukaan Bangkit 2023 pada Senin, 20 Februari 2023.
Randy menerangkan memasuki tahun yang keempat bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) dan founding partners GoTo dan Traveloka berharap bisa mempertahankan standar emas (gold standard) program Kampus Merdeka ini.
"Standar emas ini diterapkan dari proses seleksi dan penyelenggaraan program tak lain agar mencapai dampak program yang nyata," terangnya.
Contohnya program ini telah melatih lebih dari 6.000 orang, membuka lebih dari 2.300 lowongan pekerjaan bagi para lulusan Bangkit. Sembilan puluh persen lulusan Bangkit menyatakan pengalaman mengikuti program telah membuka pintu untuk meraih karier pertama mereka.
"Ke depannya semoga Google tetap bisa menjalin kerja sama dengan Kemendikbudristek, universitas mitra, campus affiliate dan juga perusahaan mitra untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia," pungkasnya.
Selama dua tahun terakhir Google dan Ditjen Diktiristek telah mendukung inkubasi 30 calon startup yang menerapkan ilmu yang telah mereka dapatkan dalam program Bangkit untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang ada di tengah masyarakat.
"Saat ini perkembangan ekonomi digital di Indonesia berkembang secara positif. Ini mendorong terciptanya sektor high-skilled jobs yang terbuka luas bagi generasi muda Indonesia. Kami yakin para lulusan Bangkit bisa maju menjadi talenta berkaliber tinggi yang dicari industri," ungkapnya.
Sementara itu, Iben Yuzenho selaku Head of Traveloka Academy mengungkapkan terdapat tiga alasan utama yang mendasari keputusan Traveloka untuk mantap bekerja sama sebagai mitra dari program inovatif ini.
Pertama, misi program Bangkit sebagai wadah pembelajaran anak bangsa yang memanfaatkan teknologi sebagai upaya pemecahan masalah dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
Selanjutnya, pendekatan program yang kolaboratif dan inklusif, baik dari pihak pemerintah maupun sektor swasta seperti industri dan juga bahkan NGO (Non Government Organization).
Terakhir, peserta program yang berasal dari berbagai kalangan dan tidak terbatas, baik dalam sisi gender maupun lokasi pelaksanaan program. "Para alumni Bangkit yang bekerja dengan Traveloka sangat sesuai dengan prinsip kami, yakni ‘be resourceful and innovative’," tutur Iben.
Iben menjelaskan bahwa tidak hanya adaptif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan, mereka juga memberikan inovasi-inovasi baru yang tentunya sejalan dengan tujuan dan sangat berdampak bagi para pelanggan.***