Tata Cara Berpuasa di Bulan Ramadhan: Mulai dari Niat, Syarat, dan Rukunnya

- Senin, 20 Maret 2023 | 15:11 WIB
marhaban ya ramadhan 2023 (1444 h)
marhaban ya ramadhan 2023 (1444 h)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Puasa Ramadhan menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu. 

 

Berikut tata cara untuk berpuasa pada bulan Ramadhan.

Tata Cara Puasa Ramadhan

1.Melafalkan Niat

Adapun membaca niat puasa Ramadhan dapat dilakukan setiap malam hari atau pada saat melaksanakan sahur sebelum memasuki waktu subuh.

2. Makan Sahur
Makan sahur lebih utama dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

Baca Juga: PKB Tiga Besar Versi SMRC, Cak Imin Ingatkan Kader Tetap Kerja Keras

3. Menahan Diri
Menjaga dan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum, dan semisalnya.

4. Menjaga Diri
Lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

5. Segera Berbuka Puasa
Segera berbuka puasa tepat waktu saat tiba di waktu maghrib.

Baca Juga: Universitas Mercu Buana Berkomitmen Melaksanakan Program MBKM

 

Niat Puasa Ramadhan


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."

Doa Buka Puasa


Dikutip dari detikEdu, berikut ini bacaan doa buka puasa yang dinukil dalam keterangan hadits di antaranya sebagai berikut:

1. HR Bukhari dan Muslim
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Bacaan latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."

2. HR Abu Daud
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Bacaan latin: Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah,"

Baca Juga: MYD Hadir Warnai Industri Fashion Muslim Tanah Air di Bulan Ramadhan.

Syarat Wajib Puasa

1. Beragama Islam
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah beragama Islam. Umat Islam wajib hukumnya menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, bahwa seruan untuk berpuasa ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Para ulama sepakat, orang yang tidak beragama Islam tidak diwajibkan untuk berpuasa.

2. Baligh
Syarat kedua adalah berusia baligh. Tidak ada kewajiban bagi anak kecil yang belum baligh untuk melaksanakan puasa Ramadhan.

3. Berakal
Syarat selanjutnya adalah wajib hukumnya bagi orang yang berakal untuk melaksanakan puasa. Sesuai ijma' para ulama, orang gila adalah orang yang tidak berakal sehingga mereka tidak dikenakan kewajiban untuk berpuasa.

Baca Juga: Lagi, LMK Pelari Nusantara Berbagi Seperti Para Nabi.

4. Sehat
Sehat yang dimaksudkan di sini adalah sehat secara fisik. Orang yang sedang sakit boleh untuk meninggalkan puasa tapi wajib menggantinya di hari lain saat sudah sembuh kembali.

Penyakit yang dimaksudkan pada syarat ini adalah penyakin yang akan bertambah parah apabila harus berpuasa atau ditakutkan sakitnya akan terlambat sembuh.

5. Mampu
Allah SWT mewajibkan puasa bagi orang yang mampu melakukannya. Orang tua yang sudah lemah atau jompo yang tidak memungkinkan untuk berpuasa maka boleh meninggalkannya.

Namun, wajib menggantinya dengan membayar fidyah sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 184.

6. Tidak dalam perjalanan
Orang yang sedang dalam perjalanan jauh boleh meninggalkan puasa tapi wajib baginya untuk mengganti di lain hari sejumlah puasa yang ditinggalkan.

Baca Juga: Sembilan Siswa SMPN 2 Cianjur Tampilkan Seni dan Budaya di Jepang

7. Suci dari haid dan nifas
Menurut ijma' para ulama, wanita yang sedang haid dan nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan haram hukumnya apabila mereka menjalankan puasa.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

OKWI Group Berangkatkan 5 Karyawannya Umroh Gratis

Selasa, 4 April 2023 | 12:21 WIB

Memaknai keberkahan Ramadan- 08 Imam Shamsi Ali

Rabu, 29 Maret 2023 | 22:38 WIB

Keutamaan Dari Sholat Dhuha Menurut Hadis

Selasa, 14 Februari 2023 | 15:44 WIB

Keutamaan dari Sholat Tahajud yang Luar Biasa

Selasa, 7 Februari 2023 | 17:34 WIB
X