jakarta.suaramerdeka.com - Senior IT Consultant Sharing Vision Indonesia, Wendy Hidayat menyebut layanan pemantau dan pengelola jaringan internet saat ini adalah keniscayaan terlebih dengan kondisi masyarakat Indonesia yang cenderung sedemikian ketergantungan.
“Sudah sangat perlu ya netwotk performer karena sekarang zamannya digital dan online. Karena itu, semua aktivitas tidak terlepas dari kualitas dan performa network atau internet. Tinggal dipastikan ada kesiapan SDM yang merata dan bisa menyesuaikan,”katanya dalam keterangannya, Selasa (28/3/2023).
Hal senada dilontarkan Expert Data Center Sharing Vision Indonesia, Beben Mustianda. Baginya, kehadiran penyedia jasa network performer sudah merupakan sebuah kemajuan bagi dunia TIK di Indonesia. Karenanya, diharapkan, eksistensinya bisa lebih berdaya guna bagi masyarakat awam.
“Contohnya, perlu adanya alat seperti meteran listrik yang bisa digunakan mengukur pemakaian listrik dikonversikan dengan rupiah paket yang telah dipakai. Karena sekarang ini tidak jelas pemakaian, tiba tiba kuota habis. Jadi, jelas perlu bukan cuma network performer yang dibutuhkan bahkan lebih dari itu,” jelasnya.
Baca Juga: Gibran Nyatakan Solo Siap Jadi Venue Drawing Piala Dunia U-20
Dalam kaitan itu, untuk mengukur kinerja jaringan, ternyata melaui umbrella brand Leap, PT Telkom sudah meluncurkan Netmonk (https://netmonk.id/free-trial), yang memiliki sejumlah fitur canggih terkait dengan kinerja jaringan.
Di antaranya adalah Netmonk Prime yang menyediakan tiga modul sekaligus dalam satu dasbor seperti Network, Web/API, dan Linux Server Monitoring. Dengan demikian, pemanfaatannya bisa sekaligus tanpa perlu memakai produk lain sebagai tambahan.
Netmonk Prime dilengkapi pula fitur tindakan otomatis sehingga dapat mengetahui letak permasalahan jaringan di mana dan memberikan saran perbaikan. Dasbor pun tampil secara intuitif dan mudah digunakan karena ada mode tampilan secara grafis yang memudahkan tim manajerial memahami data.
Baca Juga: Tilik The Series: Bu Tejo Hadir Lagi.
Saat ini di Indonesia, hampir di semua wilayah termasuk di kota kecil bahkan pedesaan membutuhkan internet untuk mendukung kegiatan operasionalnya terutama bisnisnya. Pasalnya, bisnis sekelas warung kopi pun akan laris jika turut menyediakan WiFi gratis.
Kemudian, perlu pula jadi atensi, koneksi jaringan internet yang tak selalu mulus. Koneksi internet yang buruk bisa merusak reputasi bisnis. Bagi pengusaha restoran atau kafe misalnya, kecepatan dan kestabilan internet bisa sangat memengaruhi persepsi konsumen secara langsung.
Data riset i-ras.co.uk misalnya mencatat, 57 persen pengguna tak segan meninggalkan sebuah halaman situs ketika tidak bisa membukanya dalam 3 detik. Keterlambatan 3 detik pun akan menyebabkan penurunan potensi loyalitas sebanyak 7 persen.
Sedangkan data iTel.com menyebutkan bahwa 87 persen perusahaan memercayakan setidaknya satu beban kerja yang sangat penting pada sistem cloud. Sepanjang internetnya tak mendukung apalagi secara mumpuni, layanan komputasi awan yang andal bisa terganggu sehingga berujung pada produktivitas.