Namun masalah besarnya bukan di jumlah pelanggan, melainkan di cara operator menarik
pelanggan baru dengan promo, banting-bantingan harga layanan, harga data, padahal kesetiaan pelanggan kini sudah agak luntur. Ketika promo selesai, proses churn akan terjadi, pelanggan akibat promo akan pindah ke operator lain yang sedang berpromo sebagai dampak kompetisi yang tajam.
Berita buruk
Proses yang tidak akan selesai, yang justru membuat operator berdarah-darah, karena beban yang berat di sistem mereka. Ini akibat jaringan dikangkangi pelanggan yang memanfaatkan harga data yang murah.
Jika dikaitkan dengan industri keseluruhan yang mengandalkan infrastruktur untuk ekonomi digital, jelas operator yang masih tetap terjebak di kompetisi yang kasar, akan rugi besar. Bisa-bisa kolaps.
Ada “kabar buruk”, sedang diolah RPP (rancangan peraturan pemerintah) sebagai turunan UU Cipta Kerja yang membidik operator yang tidak mampu melayani semua desa/kelurahan. Mereka akan kena denda sebesar Rp 2 miliar per desa yang “bolong”, dihitung dari biaya modal pembangunan (capex – capital expenditure) dan opex (operational expenditure), biaya operasi selama setahun BTS per desa.
Baca Juga: Sehimpun Reportase Jurnalistik Dalam Puisi Benny Benke
Mayoritas operator jelas gelisah karena RPP jadi ancaman serius operator yang di antaranya hanya berkutat di kota-kota besar di Jawa, Sumatera, Bali, tetapi melupakan sebagian lain wilayah Indonesia.
Di lapangan sering terjadi, ketika satu layanan seluler masuk satu wilayah baru, anak-anak sekolah semakin cerdas, ekonomi tumbuh, kawasan wisata mereka dikenal manca negara, layanan kesehatan membaik karena ada telemedicine, dan sebagainya. Murid sekolah butuh data, pengelola wisata perlu data, juga pelaku UMKM yang makin luas jangkauan pemasaran dan penjualan produknya.
Kini di kawasan industri mulai butuh layanan 5G, yang jelas membantu peningkatan operasional, efisiensi dan kualitas produk mereka, dengan biaya jauh lebih murah. Beberapa hari lalu Telkom dan Telkomsel meneken kerja sama dengan pengelola Kawasan Jababeka untuk mengembangkan pemanfaatan teknologi jaringan 5G, menuju Jababeka Digitalized Township Ecosystem.
Baca Juga: Invest Island Luncurka. Gran Melia Lombok,Sebuah Cagar Alam Baru yang Mewah
Kerja sama Jababeka hanya dengan Kelompok Telkom tidak berarti operator lain – Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren – tidak akan kebagian kue. Kue sangat banyak, industri di Indonesia jumlahnya jutaan kalau tidak mau disebut ratusan jutaan, ada 64 jutaan UMKM, dan transportasi mandiri akan segera menyusul.(MS,Hendrowijono),Pengamat Telekomunikasi.
Artikel Terkait
Operator Telekomunikasi dan Lembaga Penyiaran Diajak Gemakan Presidensi G20 Indonesia
Jadikan Industri Telekomunikasi Efisien dan Produktif, Menkominfo Setujui Merger Dua Operator
BAKTI Dukung Jaringan Telekomunikasi di Destinasi Wisata
Sukseskan MotoGP Mandalika 2022, Kominfo Kawal Jaringan Telekomunikasi