Menurut Muhammad Arif, Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), ketersediaan konektivitas adalah hal yang terpenting untuk diperhatikan agar infrastruktur digital dapat memampukan transformasi yang menyeluruh.
“Pandemi telah mempercepat pertumbuhan pengguna internet secara signifikan. Menurut survei APJII pada 2021, tercatat bahwa 77 persen populasi Indonesia, setara dengan lebih dari 210 juta penduduk, telah terhubung dengan internet. Namun, pekerjaan masih panjang dan belum selesai, karena masih ada sisa populasi yang belum terkoneksi. APJII menyambut baik upaya Huawei untuk meningkatkan kolaborasi dengan para penyelenggara jasa internet dalam memeratakan digitalisasi di Indonesia.”
Kembali menekankan konektivitas, M. Tri Prasetya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) mengatakan bahwa pengembangan konektivitas harus melibatkan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan di ekosistem.
Baca Juga: DAMRI Sediakan Lebih dari 15 Unit Armada Dukung FIBA Asia Cup Indonesia 2022
“Ke depannya, kita harus meningkatkan komunikasi, kolaborasi, dan kerja sama antara pemangku kepentingan, baik asosiasi industri, pemerintah, maupun komunitas.Ini akan memperbaiki dan bahkan memperluas layanan jaringan yang ada bagi kepentingan publik. Kami mengapresiasi kontribusi Huawei yang istimewa di bidang tersebut.”
Selain di bidang pengembangan talenta digital dan pembangunan konektivitas, Huawei juga berencana membuat program akselerasi dan merencanakan investasi ke perusahaan rintisan di Indonesia melalui program Huawei Spark. Sejak diluncurkan pada tahun 2020, Huawei telah memiliki 60 portofolio startup di Asia Pasifik dan berencana memberikan pendanaan US$100 juta dalam 3 tahun ke depan.
Di sela-sela acara, Huawei juga mengadakan diskusi panel yang bertajuk Transformasi Digital dalam Ekonomi Syariah yang melibatkan Muhammad Neil El Himam, M.Sc., Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia; Ir. Eddy Satriya, M.A., Deputi Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Muhammad Hamudi Bin Abdul Khalid, CEO dan Co-founder Orpheus Capital; dan Muhammad Dennisa, Program Director Huawei Spark Malaysia, serta Heru Sutadi, Executive Director Indonesia ICT Institute.
Heru Sutadi, Executive Director Indonesia ICT Institute mengungkapkan bahwa kebutuhan Indonesia terhadap solusi yang mampu mempercepat terselenggaranya transformasi digital secara efisien di semua sektor adalah sangat krusial.
“BBaca Juga: Maksimalkan Serapan Lulusan Pelayaran,Dirikan Manning Agency
elajar dari pandemi, Indonesia membutuhkan kecepatan internet tinggi untuk mendukung kelangsungan transformasi digital selain diperlukan juga revisi atau aturan baru mengenai perencanaan pita lebar Indonesia,” ujarnya.
“Peran inovator teknologi seperti Huawei sangat dibutuhkan dan saya melihat Huawei telah berkontribusi besar dalam mendukung percepatan transformasi digital untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.***