SHENZHEN,TIONGKOK,suaramerdeka-jakarata.com - Setahun setelah komersialisasi MineHarmony, Huawei mengumumkan bahwa sistem operasi ini telah memasuki tahap penggunaan komersial skala besar seiring dengan dimulainya fase baru teknologi pertambangan cerdas (smart mining) dengan pemanfaatan 5G+AI.
Berbicara dalam gelaran Huawei Connect 2022, Ken Hu, Rotating Chairman Huawei, menekankan dedikasi Huawei untuk bekerja dengan para mitra dalam upaya membantu pelanggan industri memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan mereka – serta memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya.
"Agar dapat menghadirkan solusi berbasis skenario yang benar-benar memenuhi kebutuhan para pelanggan,” terang Hu, “kami perlu bekerja bersama-sama untuk memahami berbagai tantangan yang dihadapi dalam bidang industri masing-masing.”
Baca Juga: Panasonic Young Filmmaker (PYFM) 2022 Kembali Hadir Dukung Kebangkitan Industri Kreatif Tanah Air
Hu mengatakan bahwa dalam waktu hanya setahun sejak pembentukannya, Tim Pertambangan Huawei telah mencatatkan perkembangan yang nyata.
Secara khusus, sistem ini telah dijalankan pada keseluruhan rangkaian operasi Tambang Wulanmulun (dikenal juga sebagai Ulan Moran) di Mongolia Dalam, dan telah membawa kemajuan yang signifikan dalam hal konektivitas, antarmuka, dan akses data. Sistem operasi ini mencakup sejumlah besar skenario inovatif, termasuk pengendalian peralatan secara cerdas, patroli otomatis di situs-situs tambang tetap, dan peningkatan peralatan secara online dengan waktu pengerjaan yang lebih singkat, dari satu hari menjadi hanya empat menit.
Dalam perjalanan digitalisasi dan transformasi menuju pertambangan cerdas, tantangan pertama bagi setiap tambang adalah membangun interkonektivitas dan interoperabilitas peralatan serta inaksesibilitas data. Kunci untuk mengatasi semua tantangan ini adalah penggunaan teknologi jaringan yang paling sesuai. Huawei menghadirkan kemampuannya dalam bidang 5G beserta konektivitas optikal penuh dengan FTTM dan IPv6+ ke liang-liang tambang di bawah tanah. Rangkaian teknologi ini, yang terkenal akan latensi yang rendah serta keandalan tinggi, ideal untuk berbagai skenario operasional, mulai dari pengiriman video hingga pengendalian peralatan jarak jauh.
Baca Juga: Kuota Masih Berlimpah, Peminat Tiket KA Nataru Cenderung Menahan Diri
Tambang batu bara bawah tanah penuh sesak dengan berbagai perangkat dan peralatan yang berjalan pada berbagai protokol berbeda, sehingga menghubungkan semua itu menjadi sebuah tantangan besar. Untuk itu, Tim Pertambangan Huawei dan China Energy menggalang dukungan dari lebih dari 30 mitra untuk mengembangkan MineHarmoy, sistem operasi Internet of Things pertama di sektor pertambangan, dalam waktu tiga bulan saja.
Artikel Terkait
Xiaomi Umumkan Kehadiran Redmi Pad ke Indonesia
Performa Ekstrem mulai 2 Jutaan aja, POCO M5 Series Siap Meluncur di Indonesia Pada 8 November
CIMB Niaga Fasilitasi Pembayaran AliPay dan WeChat Pay di Indonesia
Toko Tukar Tambah Blibli Resmi Dibuka, Mantapkan Ekosistem Omnichannel dan Tawarkan Kemudahan Memiliki Gadget
Samsung Rilis Galaxy A04e, Smartphone 1,2 Jutaan Pasti Awesome
Chest Freezer AQUA Japan Hemat Listrik Dengan Fungsi Ganda
City Vision Akan Ubah Sekitar Bundaran HI Seperti Times Square New York
POCO M5 Series Resmi Hadir! Smartphone Nge-GAS untuk Performance dan Entertainment Bagi #GenerasiMaksimal
4 Alasan Kenapa Pakai Smartphone Lipat Lebih Enak daripada Smartphone Biasa
IDCloudHost Sediakan Layanan Komputasi Awan Baremetal Instan di Data Center Tier-4 DCI Indonesia.